REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP--Manajemen PT Merpati Nusantara Airlines menambah armada dengan berencana mengoperasikan 15 pesawat jenis MA-60. Direktur Operasional PT Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha, ketika berada di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa, mengatakan "Kalau tidak pada Selasa ini atau paling lambat hari Rabu (1/12), tambahan armada milik kami berupa 15 pesawat jenis MA-60 tiba di Indonesia."
Asep Ekanugraha berada di Sumenep dalam rangka peresmian pengoperasian Bandara Trunojoyo sebagai lokasi latihan terbang bagi siswa sekolah terbang milik PT Merpati Nusantara Airlines. "Kami memang menambah armada sebagai bagian pengembangan bisnis penerbangan kami. Pesawat MA-60 dengan 50 kursi tersebut dari China," katanya.
Tambahan armada tersebut membuat manajemen PT Merpati Nusantara Airlines membutuhkan 90 pilot lagi pada tahun ini. "Kami sebenarnya ingin pilot pada pesawat tambahan milik kami adalah warga Indonesia. Namun, secara umum di Indonesia memang kekurangan pilot. Setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan sedikitnya 400 pilot," katanya menegaskan.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya juga fokus mengembangkan dan memajukan sekolah terbang miliknya supaya bisa memasok kebutuhan pilot di Indonesia. "Semoga dengan pengoperasian Bandara Trunojoyo Sumenep sebagai lokasi latihan terbang makin membuat sekolah terbang milik kami lebih maju," kata Asep Ekanugraha mengungkapkan.
Ia juga mengemukakan, pihaknya kemungkinan besar tidak hanya akan menjadikan Bandara Trunojoyo Sumenep sebagai lokasi latihan terbang bagi siswa sekolah terbang miliknya. "Untuk pengembangan bisnis lainnya, kami akan lihat perkembangan selanjutnya di Bandara Trunojoyo. Kami menilai Bandara Trunojoyo Sumenep punya potensi untuk dikembangkan menjadi bandara komersial yang disinggahi pesawat komersial berjadwal secara reguler seperti milik kami," katanya menambahkan.
Namun, untuk sementara, Bandara Trunojoyo butuh penambahan sejumlah fasilitas lainnya untuk menjadi bandara komersial. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Sumenep, R. Achmad Aminullah, Bandara Trunojoyo memang belum layak untuk dijadikan sebagai bandara komersial akibat kurangnya sejumlah fasilitas.
Fasilitas yang kurang itu, di antaranya landasan pacu yang hanya 905 meter dan belum adanya ruang tunggu penumpang. "Landasan pacu bandara komersial disyaratkan minimal 1200 meter. Secara umum, memang masih banyak kekurangan dan utamanya perlu perluasan lahan Bandara Trunojoyo," kata Aminullah menambahkan.
Untuk pengembangan Bandara Trunojoyo menjadi bandara komersial, Pemkab Sumenep membutuhkan dukungan dana dari pemerintah pusat. "Kalau tidak ada kendala, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan akan mengucurkan dana bagi pengembangan Bandara Trunojoyo Sumenep pada tahun 2011," kata Aminullah.