Selasa 23 Nov 2010 06:23 WIB

Dirut BNI: Pricing Rights Issue BNI Diumumkan Besok

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hingga detik ini berapa kepastian harga rights issue PT Bank Negara Indonesia Tbk masih menjadi teka-teki. Namun, Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo, memastikan esok hari, Selasa (23/11) kepastian harga rights issue dipublikasikan.

"Belum (kepastian harga). Mungkin besok bisa di-publish. Tapi, hari ini kita belum bisa sebutkan harganya," kata Gatot saat ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (22/11).

Senada dengan Gatot, Direktur Utama Bahana Securities, Eko Yuliantoro, pun menutup rapat mulutnya terkait harga rights issue BNI. "Belum ada, masih dibahas. (Apa kisaran harga di atas Rp 3.000?) Ya, adalah pokoknya. Tunggu saja besok ada pengumuman," ujarnya singkat.

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan prospektus ringkas yang dipublikasikan BNI pada Selasa (26/10) lalu, disebutkan harga nominal saham rights issue BNI sebesar Rp 375 per saham, dan harga pelaksanaannya adalah sebesar Rp 2.300-3.700 per saham. Harga tersebut sudah mendapat diskon sebesar 7,5-42,5 persen dari harga pasar saham BNI saat ini sebesar Rp 4.000 per lembar.

Pelepasan saham ini menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), yakni setiap pemegang 500 ribu saham lama berhak mendapatkan 110.473 HMETD. BNI menyatakan, sebanyak 80 persen dari dana yang terkumpul akan dipergunakan untuk penyaluran kredit korporasi, usaha menengah, usaha kecil dan konsumer.

Sekitar 15 persen akan dipergunakan untuk pengembangan infrastruktur pada teknologi informasi, outlet, ATM dan lain-lain. Dan sekira lima persen akan dipergunakan untuk pengembangan anak usaha perseroan.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana PT UBS Securities Indonesia, Rajiv Louis, mengatakan BNI menemui sejumlah investor di kawasan Timur Tengah. Bank pelat merah ini juga sebelumnya sudah menemui para investor di Singapura, Hong Kong, serta Tokyo.

Kunjungan ke sejumlah negara tersebut untuk menawarkan saham terbatas (rights issue)-nya yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Desember mendatang. "Rights issue BNI akan mencari investor di Timur Tengah mulai pekan ini. Kita sudah bertemu investor di Singapura, Hong Kong, serta Tokyo," kata Rajiv.

UBS dan Goldman Sachs adalah joint coordinator rights issue BNI. Sedangkan ketiga sekuritas lainnya, yakni Morgan Stanley, Macquarie, dan Credit Suisse sebagai joint bookrunner. Menyinggung kepemilikan investor asing, pemerintah membatasi hanya 45 persen, sedangkan investor domestik mencapai 55 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement