REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penggunaan energi terbarukan didorong untuk dikembangkan. Dukungan pemerintah pun dinilai menjadi salah satu kunci demi mendorong penggunaan energi terbarukan itu.
Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA), Nobuo Tanaka, mengatakan dalam World Energy Outlook (WEO) 2010 IEA skenario kebijakan baru (new policies scenario) menjadi skenario sentral di WEO, di mana negara-negara di dunia mengimplementasikan komitmen dan rencana dalam hal kebijakan energi.
Tanaka menuturkan dalam skenario kebijakan baru, permintaan energi masih didominasi oleh bahan bakar fosil. “Bahan bakar fosil tetap memegang peran sentral untuk energy utama, tapi pangsanya pada 2035 menurun menjadi 74 persen dari 81 persen pada 2008,” kata Tanaka dalam paparan WEO 2010 di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (22/11).
Di Asia Tenggara permintaan energy tumbuh rata-rata 2,3 persen per tahun, meningkatkan pangsa regional menjadi 5,8 persen pada 2035 dari 4,3 persen pada 2008. Tanaka menambahkan dalam skenario kebijakan baru, energy terbarukan kini mulai merambah menjadi mainstream jika pemerintah juga cukup mendukung hal itu.
“Dukungan pemerintah di seluruh dunia untuk energi terbarukan dan biofuels mencapai 57 miliar dolar AS pada 2009 dan diperkirakan mencapai 205 miliar dolar AS pada 2035. Harga bahan bakar fosil yang lebih tinggi juga mendorong pertumbuhan energy terbarukan,” ujar Tanaka.