Jumat 19 Nov 2010 00:56 WIB
IPO General Motor

IPO dengan Nilai Tertinggi dalam Sejarah AS

General Motor
Foto: AP
General Motor

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Pemerintah Amerika Serikat akan memperoleh bersih 11,7 miliar dolar dari penjualan saham di General Motors dalam sebuah penawaran umum (IPO) pada Kamis, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan. Departemen Keuangan setuju untuk menjual 358 juta lembar saham pada harga 33 dolar per saham, tidak termasuk biaya bank. Penjualan tersebut akan mengurangi saham pemerintah di GM di bawah 37 persen.

Presiden Barack Obama menyambut penawaran umum perdana saham (IPO) General Motors mendatang sebagai "tonggak penting" dan bukti bahwa investasi pembayar pajak di perusahaan yang pernah bangkrut adalah hal yang tepat untuk dilakukan. IPO, Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan, "menandai tonggak penting dalam perputaran bukan hanya sebuah perusahaan ikonik namun otomatis seluruh industri Amerika."

Melalui pencatatan (listing) yang ditetapkan Kamis, "pemerintah akan mengurangi kepemilikan sahamnya di GM hampir setengahnya, melanjutkan komitmen disiplin kami untuk keluar dari investasi ini sekaligus melindungi para pembayar pajak Amerika," kata Obama.

"Mendukung industri otomotif Amerika memerlukan keputusan sulit dan berbagi pengorbanan, tetapi itu membantu menyelamatkan pekerjaan, penyelamatan industri di jantung sektor manufaktur Amerika, dan membuatnya lebih kompetitif untuk masa depan," ia menambahkan.

Pejabat senior pemerintah memperkirakan akan melihat sahamnya di perusahaan menyusut dari hampir 61 persen menjadi sekitar 37 persen dalam semalam. Departemen Keuangan menetapkan nilai sekitar 11,7 miliar dolar AS dari penjualan sebanyak 358 juta saham.

Seiring dengan penjualan tambahan, pencatatan bersih bisa melebihi rekor IPO 22,1 miliar dolar yang dibukukan oleh Agricultural Bank of China pada Juli, menurut perusahaan riset pasar Dealogic.

General Motors dipaksa untuk "delisting" secara sukarela setelah pengajuan untuk perlindungan kebangkrutan pada 1 Juni 2009 di tengah penjualannya yang jatuh, utang yang tinggi, perselisihan serikat pekerja dan karena terpukul resesi konsumen menjadi semakin tidak mampu untuk mendapatkan pinjaman.

Pada Juli 2009, perusahaan ini keluar dari kebangkrutan setelah pemerintah federal turun tangan dan menjadi pemegang saham terbesar perusahaan itu.

sumber : AP/Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement