REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Berikut ini adalah poin-poin utama dari sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat oleh para pemimpin Kelompok 20 (G-20) pada akhir pertemuan puncak dua-hari di Korea Selatan:
-- Langkah-langkah untuk memerangi resesi global telah memberikan "hasil yang kuat" tapi tetap berisiko.
Secara khusus, "pertumbuhan tidak merata dan ketidakseimbangan meluas yang memicu godaan untuk menyimpang dari solusi global ke dalam tindakan tidak terkoordinasi. Namun, tindakan kebijakan tidak terkoordinasi hanya akan memberikan hasil buruk bagi semua."
-- G20 akan mengembangkan "pedoman indikatif" terdiri dari "berbagai indikator" untuk membantu mengidentifikasi ketidakseimbangan perdagangan yang besar yang "membutuhkan pencegahan dan tindakan korektif". Penilaian pertama dari negara-negara menurut pedoman untuk dilakukan pada tahun depan.
-- Negara-negara berkomitmen untuk "bergerak ke arah sistem nilai tukar yang lebih ditentukan pasar". Mereka akan melakukannya dengan "meningkatkan fleksibilitas nilai tukar untuk mencerminkan
fundamental ekonomi yang mendasari, dan menahan diri dari persaingan devaluasi mata uang .
"Ekonomi-ekonomi maju, termasuk dengan cadangan mata uang, akan waspada terhadap volatilitas berlebihan dan pergerakan kacau dalam nilai tukar. Tindakan ini akan membantu mengurangi risiko volatilitas yang berlebihan dalam arus modal yang dihadapi beberapa negara berkembang."
-- Negara-negara akan "melawan proteksionisme dalam segala bentuknya" dan akan "menggulung kembali setiap langkah proteksi baru yang mungkin timbul, termasuk pembatasan ekspor dan tindakan inkonsisten WTO untuk merangsang ekspor'.
-- Menegaskan kembali komitmen mereka untuk memerangi perubahan iklim, para pemimpin "akan menghindari tidak ada usaha untuk mencapai hasil yang seimbang dan hasil sukses di Cancun".
-- Para pemimpin mendukung peraturan perbankan Basel III, untuk sepenuhnya bertahap mulai Januari 2019, dan berkomitmen untuk aturan-aturan baru untuk bank-bank "terlalu besar untuk gagal", dikenal sebagai lembaga keuangan penting sistemik (SIFIs). Secara khusus, bank dengan signifikansi global akan mempertahankan standar modal, likuiditas dan penilaian risiko ketat. Aturan tepat harus ditentukan oleh Dewan Stabilitas Keuangan dan badan-badan lainnya.
-- Negara-negara G-20 memperbaharui janji dan komitmen bantuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah berkembang melalui "pertumbuhan inklusif berkelanjutan dan tangguh" dengan menyesuaikan pendekatan untuk setiap negara, memfokuskan pada sembilan "pilar" termasuk infrastruktur.
Pembangunan tetap pada agenda untuk KTT mendatang.