REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Bukopin Tbk mengisyaratkan keinginannya yang kuat untuk memilih PT Jamsostek (Persero) dibandingkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Padahal Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih mendorong BRI untuk memiliki saham Bank Bukopin.
Melihat keinginan Bank Bukopin ini, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, menyerahkan semua ini kepada pihak yang bersangkutan. "Terserah mereka (Bank Bukopin) karena Bank Bukopin akan mengadakan revisi," ujarnya singkat kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/11).
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi, menyatakan pihaknya lebih condong kepada PT Jamsostek (Persero) ketimbang BRI. Pasalnya, Bank Bukopin dan Jamsostek memiliki tujuan yang sejalan. Apalagi, kata Glen, selama ini Jamsostek sudah bekerjasama lewat Bank Bukopin Syariah.
"Kalau selama ini anak kami sudah kawin. Nah, lebih bagus kalau induknya bersatu juga. Lagipula Jamsostek in line atau sejalan dengan tujuan kami," kata Glen.
Sebaliknya, menyinggung kelanjutan proses akuisisi saham Bank Bukopin yang diminati BRI, Glen mengaku sampai saat ini belum ada pembicaraan formal. Namun, ia mengisyaratkan bahwa rencana akusisi BRI ini tidak sejalan dengan keinginan Bank Bukopin.
"Kalau dikatakan BRI minat, kita fine saja. Tapi, sebetulnya ini berbeda dengan keinginan kami. Karena kalau akuisisi berarti tidak ada penambahan modal. Padahal kami perlu memperkuat CAR," papar Glen.
Keinginan Bank Bukopin ini tidak sejalan dengan Kementerian BUMN. Pasalnya, kementerian lebih mendorong BRI mencaplok Bank Bukopin mengingat core business atau inti usaha antarkedua perusahaan yang sama. Sedangkan kepada Jamsostek, ujar Mustafa, sudah saya larang untuk memiliki bank.
Pasalnya, Mustafa menegaskan Jamsostek harus lebih fokus terhadap lini bisnis yang ditekuninya. "Itu terlalu berisiko (karena) di luar core business-nya. Para pemegang saham (Jamsostek) juga belum rela," jelasnya.