Sabtu 06 Nov 2010 02:11 WIB

Karena Merugi, Rencana IPO Garuda Belum Dipastikan

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Arif Supriyono
Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih akan mengkaji ulang pelaksanaan penawaran publik perdana (IPO) PT Garuda Indonesia (Persero). Maskapai penerbangan pelat merah ini dijadwalkan masuk bursa pada Februari 2011. Namun, mengingat kondisi keuangan Garuda yang kurang moncer, kepastian IPO masih belum ditetapkan.  

"Itu masih dibahas lagi. Tapi, kami berharap, kuartal satu 2011 bisa terlaksana meskipun merugi," kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).

Garuda berencana melepaskan sahamnya ke publik melalui IPO. Saham yang akan dilepas sekitar 40 persen. Sedangkan dana segar dari IPO Garuda diperkirakan mencapai 300 juta dolar AS. Garuda telah menunjuk Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa sebagai penjamin emisi.

Garuda mencatatkan kerugian sebesar Rp 39,510 miliar di triwulan ketiga 2010. Maskapai penerbangan yang dinakhodai oleh Emirsyah Satar ini menelan kerugian karena harus melakukan penyesuaian atas pembukaan rute baru internasional. Selain itu, ada pula faktor musiman yang kerap menerpa maskapai penerbangan dimana pun.  

Pada kesempatan yang sama, Deputi Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widayatin, menambahkan instansinya akan duduk bersama penjamin emisi Garuda untuk membahasnya. "Apakah IPO ditunda atau tidak, kita sedang mengkaji. Jadi, tunggu kajian penjamin emisi,  kapan waktu yang tepat untuk IPO Garuda," ujar Sumaryanto.

Sementara itu, Komisaris Garuda Indonesia, Sahala Lumban Gaol, menyerahkan kepada Kementerian BUMN terkait kepastian IPO Garuda. "Rencana awal itu kan Februari 2011," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement