REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Laba bersih milik PT Indosat Tbk (ISAT) tergerus tajam hingga 63,4 persen selama triwulan ketiga 2010. Jika sebelumnya Indosat mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,44 triliun pada September tahun lalu, maka pada periode yang sama tahun ini hanya sebesar Rp 530,9 miliar.
"Penurunan laba bersih Indosat dikarenakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)," kata Direktur Utama Indosat, Harry Sasongko, dalam siaran pers perseroan di Jakarta, Kamis (21/10).
Tergerusnya laba bersih Indosat, lanjutnya, juga karena adanya peningkatan beban pendanaan seiring meningkatnya utang perusahaan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebagai dampak penambahan investasi perusahaan. Indosat diketahui memiliki utang berdenominasi dolar AS dalam jumlah yang cukup besar. Jumlah utang naik 11,8 persen dari Rp 24,4 triliun pada September 2009 menjadi Rp 27,3 triliun pada September 2010.
Kendatipun laba bersih anjlok, Indosat berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,843 triliun, naik 8,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,732 triliun. Adapun pendapatan ini didongrak dari pendapatan seluler Indosat yang meningkat 16,6 persen menjadi Rp 11,914 triliun dari periode sebelumnya Rp 10,217 triliun. Sedangkan pendapatan non seluluer Indosat, mengalami penurunan 16,7 persen dari Rp 3,51 triliun menjadi Rp 2,92 triliun.
Sementara itu, earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) Indosat tercatat sebesar Rp 7,127 triliun, naik 12,6 persen dibandingkan sebelumnya Rp 6,327 triliun. Sedangkan belanja modal atau capital expenditure Indosat hingga September 2010, yaitu sebesar Rp 4,339 triliun, turun 54,1 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 9,457 triliun.
Namun, dari segi jumlah pelanggan seluler, Indosat masih menduduki peringkat kedua di industri seluler. Per September 2010, Indosat bahkan berhasil meningkatkan jumlah pelanggannya hingga 40,9 persen menjadi 39,7 juta pelanggan dari sebelumnya 28,2 juta pelanggan.