Rabu 20 Oct 2010 02:07 WIB

Genjot Pembangunan Pembangkit Listrik 10 Ribu MW, PLN Siapkan Capex Rp 60 T

Rep: Agung Budiono/ Red: Djibril Muhammad
Jaringan listrik PLN, ilustrasi
Foto: Antara
Jaringan listrik PLN, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) memproyeksikan akan menggangarkan belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan pada tahun 2011. Anggaran belanja modal itu nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt (MW) tahap I dan persiapaan tahap II.

 

Direktur Perencanaan dan Teknologi, Nasri Sebayang menjelaskan, dana tersebut dua pertiga dari kebutuhan tersebut berasal dari pinjaman bank dari dalam dan luar negeri. "Untuk Capex dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP)  tahun depan sekitar Rp 50-60 triliun,” katanya di Jakarta, Selasa (19/10).

Menurutnya, sekitar sepertiganya akan digunakan dari dana internal termasuk obligasi. Dijelaskannya, selain untuk pembangunan proyek 10 ribu MW tahap I, dan persiapan proyek 10 ribu MW tahap II, dana itu juga digunakan untuk, pembangunan PLTU-PLTU skala kecil dengan total kapasitas hampir 800 MW di 70 lokasi.

"Sisanya untuk pembangunan transmisi dan distribusi, proyek lintas desa serta proyek-proyek energi baru terbarukan," jelasnya,

Hari menambahkan, perseroan juga mengalokasikan dana untuk biaya operasi sekitar Rp 120 triliun. "Untuk Opex (operational expenditure) hampir Rp 120 triliun,"" tukasnya.

PT PLN juga menganggarkan Rp 2,5 miliar per tahun untuk kegiatan penelitian dan pengembangan setiap tahunnya. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan PLN, Hadi Parmono mengatakan, setiap karya cipta yang dihasilkan oleh karyawan dari seluruh wilayah operasi tersebut biasanya digunakan untuk keperluan kegiatan operasi perseroan. 

Hadi menjelaskan, dana untuk kegiatan tersebut sudah mulai dikucurkan perseroan sejak 1999 lalu. "Sampai saat ini sudah dihasilkan 1.457 karya inovasi dibidang manajemen, distribusi, transmisi dan pembangkit. Delapan diantaranya sudah memiliki hak paten dan dua sedang dalam proses mendapatkan hak paten," paparnya. n agung budiono

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement