REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan investment holding company atau induk usaha BUMN perkebunan pada akhir tahun ini. Nantinya, dalam satu induk usaha tersebut terdiri atas empat komoditas, yakni sawit, gula, karet dan aneka tanaman.
"Keluar kesepakatan bahwa dari 15 BUMN perkebunan (14 PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia) menjadi satu holidng company yang disebut investment holding," kata Menteri BUMM, Mustafa Abubakar, di Jakarta, Senin (18/10).
Dalam investment holding tersebut, lanjutnya, akan terbagi menjadi empat subsidiary atau anak usaha berdasarkan komoditas. Mustafa menyebutkan nantinya komoditas tersebut adalah sawit, gila, karet dan aneka tanaman lainnya,s peerti teh, kopi dan kakao.
"Di situ akan ada enam direktur, yaitu direktur utama, direktur SDM (Sumber Daya Manusia), direktur investasi, direktur pemasaran, direktur Riset dan Development (R&D), dan direktur umum. Selanjutnya di masing-masing komoditas akan ada BOD (Borad of Director) juga. Kita harapkan tahun ini juga rampung," terang Mustafa.
Dia menegaskan, pembentukan investment holding BUMN perkebunan ini juga diharapkan bisa menata ulang SDM karyawan. Selain itu, Mustafa juga memastikan tidak akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam proses holding perkebunan ini.