REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Saham Amerika Serikat sebagian besar ditutup naik pada Jumat waktu setempat, karena bank terpukul skandal penyitaan dan Google melambung setelah laba kuartalannya menguat, sementara stimulus baru pemerintah tampaknya mencapai kesepakatan. Aktivitas saham bervariasi membuat gerakan malu-malu pada indeks utama karena investor berhenti sementara jelang harapan baru Federal Reserve membeli aset-aset untuk meningkatkan perekonomian, dalam apa yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif.
Sebuah intervensi mungkin terjadi hanya setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral pada 3 November. Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 31,79 poin (0,29 persen) menjadi 11.062,78 poin, sementara indeks S&P 500 yang lebih luas naik 2,38 poin (0,20 persen) menjadi 1.176,19 poin.
Indeks komposit teknologi Nasdaq naik 33,39 poin (1,37 persen) menjadi 2.468,77 setelah Google melaporkan laba bersih kuartalannya melompat 32 persen dari setahun yang lalu, menjadi 2,17 miliar dolar.
Sebelum pasar dibuka, ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan, bank sentral siap untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian, memacu optimisme Wall Street.
Bernanke mengatakan bahwa tingkat inflasi saat ini terlalu rendah dan mengangkat momok deflasi, yang akan berarti spiral melemahkan dari harga dan upah yang lebih rendah yang akan mengirim perusahaan ke dinding. "Risiko deflasi lebih tinggi dari yang diinginkan," katanya.
Komentar Bernanke gagal "untuk menjaga saham-saham di hijau, menunjukkan pasar telah memperhitungkan sebagian besar dampak potensial yang menguntungkan," kata analis di Charles Schwab & Co dalam catatan.
Keuntungan awal saham tersebut terbebani oleh bank-bank AS yang lagi-lagi memperlihatkan saham mereka merosot di tengah eskalasi kesalahan penanganan penyitaan rumah. Saham Bank of America memperpanjang penurunan tajam Kamis, menukik 4,92 persen setelah Standard & Poor's menurunkan peringkatnya atas kekhawatiran tentang kemampuan bank untuk menyelesaikan kegagalan penyitaan.
Bank-bank lain juga dihukum berat oleh investor, seperti Wells Fargo dan JPMorgan Chase memperlihatkan saham mereka turun lebih dari empat persen dan saham Citigroup turun 2,71 persen. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja sebelum pasar dibuka menunjukkan bahwa harga konsumen AS meningkat sedikit 0,1 persen pada September, setengah tingkat yang diharapkan oleh sebagian besar analis dan menimbulkan kekhawatiran baru deflasi.
Pada catatan yang lebih positif, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel AS melompat 0,6 persen pada September, melampaui harapan dalam kenaikan bulanan ketiga berturut-turut. Dalam berita perusahaan lainnya, General Electric, sahamnya merosot 5,0 persen setelah raksasa konglomerat itu membukukan penurunan laba kuartal ketiga 18 persen dari setahun lalu menjadi 1,98 miliar dolar, di tengah jatuhnya penjualan.
Pasar obligasi melemah.
Hasil pada obligasi Treasury 10-tahun AS naik menjadi 2,58 persen dari 2,50 persen pada Kamis, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik menjadi 4,00 persen dari 3,90 persen. Hasil dan harga obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan.