REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Harga saham duo Indofood, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), di perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat terguncang. Adapun penyebab gejolak harga saham duo Indofood ini menyusul pemberitaan bahwa produk mi instan Indomie yang diekspor Taiwan mengandung bahan pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate).
Sejak Senin (11/10) lalu, perdagangan saham INDF dibuka pada harga Rp 5.100 sedangkan saham ICBP dibuka dengan harga Rp 5.700. Hingga perdagangan saham berakhir di sore hari, harga saham INDF ditutup melemah ke level Rp 4.875 dan ICBP pada level Rp 5.450.
Selepas pernyataan bantahan yang dikeluarkan ICBP atas dugaan adanya bahan pengawet Indomie, pada perdagangan Selasa (12/10), saham INDF melemah 0,25 basis poin ke level Rp 4.850 saat pembukaan pasar. Sempat bertengger ke level Rp 5.100, akhirnya saham INDF ditutup menguat tipis ke level Rp 5.050. Sementara itu, saham ICBP sempat menguat kembali saat pembukaan pasar di lelev Rp 5.750 namun akhirnya ditutup melemah ke level Rp 5.550.
Pada perdagangan Rabu (13/10) ini, harga saham INDF dibuka pada harga Rp 5.050. Sempat bertengger di level Rp 5.150 ketika diperdagangkan, namun akhirnya ditutup ke level Rp 5.100. Sedangkan harga saham ICBP yang hari ini sempat diperdagangkan pada level Rp 5.650, tapi akhirnya ditutup di level Rp 5.600.
Menanggapi fluktuasi harga saham INDF dan ICBP ini, VP Research and Analyst PT Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, mengatakan hal ini wajar-wajar saja. Menurut Nico, layaknya saham besar di BEI lainnya, fluktuasi harga saham sangatlah lumrah.
"Setiap hari itu kan semua saham biasa bergerak secara fluktuasi. Jadi, wajar-wajar saja seperti itu. Saham INDF dan ICBP justru terkoreksi sebelum munculnya kasus Indomie ada," kata Nico.