REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indikasi terjadinya praktik impor paralel menguat dalam kasus penarikan produk mi instan asal Indonesia, Indomie, di Taiwan. Impor paralel ini diduga akibat ulah importir nakal yang memasukkan produk dari jalur ilegal.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mengatakan dari pengetahuannya ada produk Indomie yang masuk ke Taiwan namun tidak memenuhi standar yang ditentukan. Padahal, ekspor Indomie ke Taiwan lewat jalur resmi mengharuskan produk lolos syarat-syarat teknis, termasuk standar kesehatan. ''Jadi, sepertinya ada importir nakal,'' katanya kepada wartawan, Selasa (12/10).
Dia menyisihkan spekulasi yang menyatakan kasus penarikan mi instan Indonesia ini sebagai bagian dari perang dagang karena harga yang lebih murah. Karena, bukti-bukti yang mengarah ke sana agak minim. Jika pihak-pihak di dalam negeri tidak mampu mengendalikan isu liar ini, kemungkinan terburuknya bisa terjadi aksi balasan. ''Jangan sampai asal tuduh sehingga menimbulkan aksi retaliasi (balasan),'' tegasnya.
Perkiraan serupa muncul dari Menteri Perindustrian MS Hidayat. Dia mengatakan, lolosnya mi instan yang tidak memenuhi standar impor di Taiwan lebih mungkin disebabkan impor pararel. Pihaknya kini berfokus agar persaingan berjalan adil karena produk yang sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tentunya sudah menaati aturan kesehatan.
''Soal perang dagang dengan pemain luar atau dalam negeri, saya pikir telalu jauh. Lebih ke masalah impor pararel oleh importir tidak resmi. Kondisi itu bisa terjadi dengan arus bebas saat ini,'' ucapnya ketika ditemui terpisah.