Sabtu 09 Oct 2010 17:55 WIB

Harga Minyak Rebound Didukung Dolar yang Melemah

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak 'rebound' (berbalik naik) pada Jumat waktu setempat didukung dolar yang melemah setelah berita kehilangan pekerjaan tak terduga di Amerika Serikat, konsumen energi terkemuka di dunia.Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, melompat 99 sen menjadi ditutup pada 82,66 dolar per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November naik 60 sen menjadi 84,03 dolar per barel. Ekonomi AS tak terduga melepaskan 95.000 pekerjaan non-pertanian pada September dan pengangguran tetap terjebak di 9,6 persen, data pemerintah menunjukkan Jumat, menyoroti pemulihan ekonomi yang lesu.

"Rilis data penggajian AS ... tidak melakukan apa pun untuk memadamkan ketidakpastian di pasar, keluar jauh lebih buruk dari yang diperkirakan (dan) jatuh 95.000 terhadap ekspekatsi tidak ada perubahan," ujar analis CMC Markets, Michael Hewson. Pembacaan data penggajian non pertanian juga ditandai kemerosotan tajam dari revisi kehilangan 57.000 pekerjaan pada Agustus.

Dalam reaksinya, dolar terhuyung-huyung, para analis mengatakan Federal Reserve bisa melangkah dalam langkah-langkah stimulus baru untuk meningkatkan ekonomi AS. "Laporan penggajian bulan September menambah bukti bahwa pemulihan (AS) adalah kehilangan sedikit momentum ke depan -- dan akan memperkeras pemecahan lebih lunak pejabat Fed untuk menekan maju dengan putaran lain pelonggaran kuantitatif," kata analis Capital Economics, Paul Ashworth.

Sebuah dolar yang lebih lemah cenderung meningkatkan permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar, yang pada gilirannya mengangkat harga. Harga minyak telah merosot lebih dari 1,50 dolar AS pada Kamis dalam perdagangan hati-hati jelang laporan bulanan pekerjaan departemen tenaga kerja AS.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement