REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memperkirakan, kebijakan peningkatan tarif parkir yang digagas pemerintah tidak akan mempengaruhi penjualan mobil secara signifikan.
Ketua IV Gaikindo, Rizwan Alamsyah, mengatakan dari pengalaman selama ini, kebijakan pemerintah bukanlah faktor penentu pertumbuhan penjualan kendaraan di Tanah Air.
"Penjualan mobil lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi," katanya ketika dihubungi, Jum'at (8/10).
Dia mengilustrasikan, membaiknya kondisi ekonomi akan berimbas pada tingginya penjualan mobil dan sebaliknya. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berencana menaikkan tarif parkir di badan jalan hingga lima kali lipat guna menekan jumlah kendaraan yang beredar di jalanan ibukota. Pemprov berharap masyarakat beralih menggunakan sarana transportasi umum dengan adanya kebijakan kenaikan tarif ini.
Rizwan mencontohkan, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menekan pertumbuhan penjualan kendaraan seperti menaikkan pajak kendaraan dan pembatasan bahan bakar bersubsidi. Namun, dia memandang kedua kebijakan ini tidak berpengaruh banyak terhadap angka penjualan mobil. Gaikindo memperkirakan akan menutup 2010 dengan penjualan sebanyak 740-760 ribu unit. Bahkan, penjualan mobil di sembilan bulan pertama 2010 sudah melampaui penjualan setahun penuh pada 2009 yang mencatat angka sekitar 485 ribu.
Menurut Rizwan, separuh mobil yang terjual itu beredar di wilayah Jabodetabek. Dia memandang, lebih mendesak bagi pemerintah membenahi fasilitas transportasi publik ketimbang memberlakukan disinsentif bagi kendaraan pribadi bila ingin menanggulangi kemacetan. "Kalau transportasi publik tidak diperbaiki, orang akan tetap memilih membeli mobil. Penyelesaian masalah kemacetan tidak bisa hanya dari sisi penggunaan mobil," ujarnya.