Selasa 28 Sep 2010 04:02 WIB

Kadin Harus Bisa Cegah Deindustrialisasi

Rep: EH Ismail/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: Antara
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kamar Dagang Indonesia baru saja selesai melakukan proses suksesi kepemimpinan melalui Musyawarah Nasional. Suryo Bambang Sulistio terpilih menjadi Ketua Umum Kadin periode 2010-2015.

Himpunan Pengusaha Kosgoro (HPK) 1957 menyambut gembira sukses Suryo Bambang Sulistio. HPK 1957 pun berharap di bawah kepemimpinan Suryo, Kadin bisa mencegah ancaman industrialisasi akibat defisit perdagangan nasional.

Ketua Umum DPP HPK 1957, Emil Abeng, mengatakan, perdagangan bebas yang terjadi saat ini ibarat dua buah mata pisau yang tajam. Satu sisi, perdagangan bebas bisa mendatangkan keuntungan bagi Indonesia dengan terbukanya pasar internasional yang luas. Sebaliknya, perdagangan bebas bisa mendatangkan ancaman terhadap perekonomian bangsa bila peningkatan daya saing industri serta proteksi pasar gagal dilakukan pemrintah.

Emil melanjutkan, tidak terwujudnya upaya negosiasi ulang (renegosiasi) terhadap 228 pos tarif terkait pemberlakuan kawasan perdagangan bebas Cina dan Asean (CAFTA), telah membawa bangsa Indonesia pada jurang deindustrialisasi. ''Karenanya Kadin perlu ikut serta mengantisipasi kerugian yang akan diderita pelaku industri dan UKM nasional akibat renegoisasi yang tidak terlaksana. Kadin perlu ikut mencegah terjadinya deindustrialisasi di dalam negeri,'' ujar anggota Komisi VI DPR ini, di Jakarta, Senin (27/9).

Emil melanjutksan, salah satu bentuk keikutsertaan Kadin mencegah deindustrialisasi adalah memajukan sektor usaha kecil, khususnya meningkatkan kesejahteraan para pengusaha di daerah. Terkait CAFTA, Emil menambahkan, saat ini surplus perdagangan Indonesia ke Cina mencapai nilai 14 miliar hingga 15 miliar dolar AS per tahun. Namun dengan adanya kesepakatan CAFTA, Indonesia akan mengalami defisit perdagangan dalam kurun beberapa tahun ke depan. ''Kalau ini terjadi, Indonesia akan terjadi deindustrialisasi. Kadin harus ikut mencegah agar hal ini tidak menjadi kenyataan,'' ujarnya mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement