REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan kerja sama Indonesia dan Turki berpeluang menciptakan lapangan KERJA. Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Turki kuat dalam bidang pertahanan dan konstruksi.
"Ujungnya bagaimana kita bisa mengajak investor Turki investasi di Indonesia sehingga membuat lapangan kerja menggunakan kekuatan-kekuatan industri pertahanan, industri infrastruktur, lalu juga sampai kesehatan, dan lain-lain," ujar Anindya di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, kemitraan Indonesia dan Turki juga berpeluang dalam membantu untuk mewujudkan hilirisasi yang diinginkan oleh pemerintah Indonesia, seperti hilirisasi nikel menjadi bahan baterai kendaraan listrik.
"Tadi satu lagi disebut mengenai industri otomotif (automotive industry). Automotive-industry ini sekarang arahnya ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Dia (Turki) membutuhkan bahan buat baterai. Indonesia memiliki nikelnya, bisa diolah jadi bahan buat baterai, bisa dikirim ke sana untuk bikin baterai, di mana mereka bisa kirim mobilnya ke Eropa. Jadi saya melihat bahwa ini bisa membuat adanya 'hilirisasi' yang diinginkan oleh pemerintah dalam sisi investasi," kata Anindya.
Selain itu dalam perdagangan antara Indonesia dan Turki juga dapat membantu penciptaan lapangan kerja.
"Tapi yang paling penting Indonesia semakin melihat alternatif daripada pasar-pasar," kata Anindya.
Sebagai informasi, Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan Pemerintah Republik Turki menyepakati 13 poin kerja sama dengan penandatanganan dokumen kerja sama oleh masing-masing pejabat tinggi sebagai bukti kemitraan solid antara dua negara tersebut.
Penandatanganan dokumen tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan RI, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa kemitraan ini adalah untuk kemakmuran rakyat kedua negara dan juga untuk bekerja demi tatanan dunia baru yang lebih baik mengarah ke perdamaian dan stabilitas dunia.
Kesepakatan-kesepakatan antara Indonesia dan Turki mencakup bidang yang luas mulai dari bidang ekonomi, pertahanan, hingga komunikasi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan kerja sama dibahas dalam pertemuan bilateral antara kedua negara yang memuat banyak detail.
Kedua negara telah menandatangani sebanyak 13 perjanjian, mulai dari bidang energi, kesehatan, pertanian, industri pertahanan, komunikasi, hingga pendidikan.