REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengungkapkan angka sebesar Rp 13,3 triliun merupakan nilai paling optimal untuk mencapai target revisi laba tahun ini. Usulan itu sudah memperhitungkan kerugian eksternal perseroan yang dialami pada tahun ini.
Ia mengungkapkan besaran laba tidak mungkin ditingkatkan lagi jumlahnya. "Laba segitu (Rp 13,3 triliun) itu kan dengan memperhitungkan faktor eksternal. Tidak mungkin lagi ditambah. Mau dari mana (penambahan dananya). Sebetulnya keuntungan (laba) pertamina Rp 19,9 triliun dari hulu, itu sudah optimal, mau tambah dari mana. Kalau misalnya tidak rugi pun, break event-nya nol, kita jadi Rp 19,9 triliun. Tapi karena rugi jadi tergerus keuntungannya," tuturnya.
Hal itu disampaikan dia dalam acara Indonesia Business-BUMN Expo and Conference (IBBEX) 2010 di Jakarta, Jumat (24/9). Sementara, terkait pertumbuhan laba sektor hulu Pertamina, Karen berharap bisa meningkat hingga 15-20 persen pada tahun depan, atau menjadi Rp 23,88 triliun.
"Tahun 2011 mendatang growth profit bisa tumbuh hingga 15-20 persen," harapnya. Namun, Karen juga akan tetap mempertimbangkan tanggung jawab pelaksanaan PSO untuk rakyat.
Secara terpisah, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan terkait revisi target laba Pertamina tahun ini, itu masih ada ruang. Sehingga angka Rp 13,3 triliun masih akan bisa naik lagi.
"Masih bisa lebih lagi dari Rp 13,3 triliun ke Rp 25 triliun, itu masih ada room (ruang)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN. Hingga kini, ia menambahkan masih melakukan kajian terhadap target tersebut.