Rabu 22 Sep 2010 04:43 WIB

Pasokan Premium Seluruh SPBU Dikurangi

Rep: cep/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,

Pasokan Premium Seluruh SPBU Dikurangi

JAKARTA--Rencana klusterisasi SPBU dalam rangka pembatasan BBM subsidi di lokasi-lokasi tertentu dipastikan batal. Sebaliknya Pertamina selaku eksekutor dan operator pendistribusian BBM subsidi dimnita mengurangi pasokan BBM subsidi ke seluruh SPBU secara merata.

Anggota Komite BPH Migas, Adi Subagyo menyatakan, BPH Migas menginstruksikan kepada Pertamina untuk melakukan pengurangan pasokan BBM subsidi secara merata di seluruh SPBU sebagai langkah pengendalian konsumsi BBM subsidi.''Jadi pengurangan pasokan BBM subsidi diterapkan secara merata kepada seluruh SPBU dan bertahap yakni di kota-kota besar dulu seperti DKI jakarta,'' kata Adi kepada Republika, Selasa (21/9).

Pada prisnispnya kata Adi di seluruh SPBU akan dikurangi premium dan solarnya, dan masing-masing SPBU akan dilengkapi dengan Pertamax. Menurut Adi, kebijakan ini sudah dikoordinasikan dengan Pertamina dan Hiswana Migas, dan penerapannya akan dilakukan mulai Oktober ini secara bertahap.

Adi mengungkapkan, program pengendalian atau pembatasan BBM subsidi ini merupakan bagian dari program Blue Printnya Ditjen Migas Kementerian ESDM, di mana pada 2014 nanti tidak ada lagi subsidi untuk BBM. ''Untuk itu dari sekarang BBM subsidi harus dikurangi dan kita harapkan sesuai dengan blue print Ditjen Migas tadi,'' kata dia.

VP Corporate Communications Pertamina, Mochamad Harun menyatakan, Pertamina siap melaksanakan kebijakan pengurangan pasokan BBM subsidi bagi SPBU secara merata. Untuk tahap awal kata dia, Pertamina telah memutuskan akan melakukan pengurangan pasokan premium berdasarkan region atau wilayah. Semua Wilayah yang ada di Region Jawa dan Bali akan dikurangi. ''Untuk tahap awal pengurangan akan dilakukan di SPBU-SPBU UPMS atau Region 3 yakni di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat,'' kata Harun.

Pengurangan premium ataupun solarnya akan dilakukan secara keseluruhan. Sebaliknya untuk pasokan Pertamaxnya akan ditambah. ''Semua dikenai pengurangan, jadi fair, gak ada pilah-pilah,'' kata Harun.

Harun mengungkapkan, setiap SPBU rata-rata akan dikurangi pasokannya sebesar delapan persen dari pasokan rutinnya. Sementara Pertamaxnya akan ditambah sesuai kebutuhan. ''Dengan mekanisme operasional seperti ini kita harapkan penghematannya bisa mencapai 55 ribu kiloliter per bulan,'' kata Harun.

Menurut Harun setelah diterapkan di Region 3, dua minggu kemudian pengurangan pasokan akan dilakukan di Region 4 (Semarang dan Yogyakarta) dan Region 5 (Jawa Timur dan Bali). Di kedua region ini, kata dia, penghematan yang bisa dicapai masing-masing bisa mencapai 50 ribu kiloliter per bulan.

Kebijakan ini kata Harun dengan mempertimbangkan juga masukan dari masyarakat. ''Memang tujuan kita membangun kesadaran bersama untuk menggunakan bahan bakar non subsidi, dan kita harapkan

masyarakat yang memiliki kemampuan lebih untuk menggunakan Pertamax,'' kata dia.

Terkait hal ini ketua Umum Hiswana Migas, Erie Purnomo Hadi menyatakan, pada prinsipnya Hiswana mendukung kebijakan pemerintah dalam pengendalian konsumsi BBM subsidi tersebut. Namun kata Erie, Hiswana meminta pemerintah harus bertanggung jawab jika ada dampak implikasi sosial di masyarakat. "Kalau pengurangan dilakukan secara merata di seluruh Jabotabek dan menimbulkan antrian di SPBU, saya minta BPH Migas bertanggung jawab,'' kata Erie.

Menurut Erie jika sampai terjadi kekurangan premium maka SPBU-SPBU khususnya yang ebrada di bawah Hiswana Migas jangan menjadi korban kekesalan masyarakat. ''Jadi kalau mau dikurangi, pemerintah juga seyogyanya ikut mengawasi,'' pinta dia.

''Nilai investasi kami juga ingin dilindungi dan harus ada insentif juga karena ada pengurangan ini, karena dalam kontrak 2009 tidak ada embel-embel pengurangan ini,'' kata dia. Erie mengungkapkan, saat ini jumlah SPBU Hiswana Migas di Indonesia sekitar 4700 SPBU, 2800 diantaranya berada di Pulau Jawa.

Sementara itu GM pemasaran BBM Ritel Region 3 Pertamina, Hasto Wibowo menyatakan sebagai eksekutor maka pengurangan pasokan BBM secara region dulu merupakan langkah yang paling aman. Hal ini kata dia tidak akan menimbulkan perpindahan konsumen dari SPBU yang terkena pembatasan ke SPBU yang masih menjual BBM subsidi secara normal.

''Sebagai contoh, tidak akan ada konsumen dari Jakarta Timur yang mencari BBM subsidi ke Bekasi, selain itu jika klusterisasi diterapkan, maka SPBU yang tidak jauh dari Menteng bisa menjadi favorit konsumen. Ini yang akan dikeluhkan kawan2-kawan SPBU,'' kata dia.

''Kami sebagai eksekutor akan aman kalau total ultimate klustering dalam skala pulau Jawa dan Bali,''. Hasto mengungkapkan, saat ini di Jakarta ada setidaknya 268 SPBU, dan 98 persennya menjual Pertamax.

Sedangkan jumlah SPBU di Region 3 saat ini mencapai 1366 SPBU , di mana 700 SPBU diantaranya sudah menjual Pertamax. Hasto memperkirakan, pada akhir 2010 kuota BBM subsidi akan mencatat kelebihan hingga 1,8 juta kiloliter secara nasional. ''Dari jumlah itu 2/3 nya atau sekitar 1,2 juta kiloliter untuk Jawa-Bali,'' tandas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement