Rabu 22 Sep 2010 02:46 WIB

Bulog Terus Genjot Pengadaan Beras

Rep: EH Ismail/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Utama Perum Bulog, Soetarto Alimoeso, menyatakan, Bulog terus menggenjot pengadaan beras dari petani dengan target mencapai 2,4 juta ton pada akhir tahun 2010.

Soetarto mengakui, target pengadaan Bulog tahun ini turun satu juta ton dibandingkan pengadaan tahun lalu yang mencapai 3,4 juta ton. Namun demikian, dengan pola kemitraan Bulog dengan mitra petaninya, stok beras pemerintah saat ini sudah berada pada angka 1,8 juta ton. “Kita terus melakukan pengadaan, memang masalahnya kita tidak bisa membeli di atas  Harga Pembelian Pemerintah (HPP),” kata Soetarto.

Menyangkut minimnya pengadaan periode panen Maret-April lalu, Soetarto menerangkan, pengadaan tidak bisa dilakukan terhadap gabah dengan kualitas yang tidak sesuai aturan yang ditetapkan. Jika Bulog memaksakan membeli gabah kualitas buruk dengan HPP, maka ancamannya adalah pidan. “Karena itu kita benar-benar melaksanakan apa yang diamanahkan HPP,” ucap Soetarto.

Menteri Pertanian Suswono menyatakan, surplus beras 5,6 juta ton saat ini hanya  bisa digunakan untuk kebutuhan dua bulan atau periode Januari-Februari 2011. Sementara untuk pencadangan beras Maret-April sambil menunggu panen raya pada bulan April, kata Suswono, pemerintah membuka kemungkinan untuk impor.

“Tapi sekali lagi impor beras ini hanya alternatif terakhir, tentunya kita berharap Bulog bisa menggenjot penyerapan dari petani kita sendiri,” ucap Suswono.

Berdasarkan prakiraan BPS, produksi padi sampai dengan akhir bulan Juli 2010 mencapai 65,151 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 1,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produksi padi 2010 masih berpotensi meningkat dengan adanya penambahan luas panen dan produktivitas padi saat ini. Dengan demikian, diharapkan pada Aram III produksi padi bisa lebih besar dibandingkan tingkat produktivitas tahun 2009 pada periode yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement