REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi selama 2011 akan mencapai 42,55 juta kiloliter atau 10,23 persen lebih banyak dibandingkan prediksi konsumsi 2010 sebesar 38,6 juta kiloliter. Menteri ESDM Darwin Saleh dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, mengatakan, prediksi konsumsi 2011 itu dengan asumsi rancang ulang atau "redesign" kebijakan subsidi dan penghematan tidak terlaksana. "Namun, apabila 'redesign' kebijakan subsidi berupa perubahan sistem dari subsidi harga ke model yang lebih tepat sasaran dapat berjalan baik, maka konsumsi BBM subsidi 2011 bisa 36,77 juta kiloliter," katanya.
Sesuai nota keuangan, alokasi BBM subsidi RAPBN 2011 ditetapkan sebesar 36,77 juta kiloliter. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menambahkan, perkiraan konsumsi sebesar 42,55 juta kiloliter dengan asumsi kapal berbendera Indonesia masih diperbolehkan menggunakan BBM bersubsidi. "Ini terkait azas 'cabotage' yang mengharuskan kapal berbendera Indonesia," katanya.
Asumsi lainnya adalah kapal nelayan di atas 30 gross tones (GT) masih boleh memakai BBM subsidi, kapal pengangkut barang masih pakai BBM subsidi, dan belum adanya pembatasan pemakaian BBM subsidi bagi kendaraan darat, termasuk tambang. Faktor lainnya program konversi minyak tanah ke elpiji masih mengalami kelambatan, belum dilaksanakan distribusi tertutup BBM subsidi, pemanfaatan energi alternatif berjalan lambat, peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dan pertumbuhan nelayan, perikanan, dan industri kecil.
Sebelumnya, Tubagus melaporkan, berdasarkan realisasi sampai saat ini, perkiraan konsumsi BBM bersubsidi selama 2010 akan mencapai 38,6 juta kiloliter. Sesuai APBN Perubahan 2010, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 36,5 juta kiloliter dengan rincian premium 21,45 juta kiloliter, solar 11,194 juta kiloliter, dan minyak tanah 3,8 juta kiloliter.
Sementara, berdasarkan data PT Pertamina (Persero), selama tujuh bulan pertama 2010, penjualan premium mencapai 13 juta kiloliter atau 60,65 persen dari kuota APBN Perubahan sebesar 21,45 juta kiloliter.
Selanjutnya, solar terjual 7,38 juta kiloliter atau 65,92 persen dari kuota 11,194 juta kiloliter. Sedangkan volume penjualan minyak tanah tercatat 1,45 juta kiloliter atau 38,15 persen dari kuota 3,8 juta kiloliter.
Dengan demikian, secara total konsumsi BBM subsidi mencapai 21,83 juta kiloliter atau 59,8 persen dari kuota 36,5 juta kiloliter.
Menurut Tubagus, sebelumnya BPH Migas memperkirakan, jika tidak terdapat pembatasan, maka konsumsi BBM bersubsidi 2010 bisa membengkak menjadi 40,1 juta kiloliter. "Namun, berdasarkan perkiraan terakhir, konsumsi diperkirakan mencapai 38,6 juta kiloliter," katanya.