REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah terus mengupayakan renegosiasi kontrak pengiriman gas ke Singapura. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, menyatakan sudah menghubungi pemerintah Singapura soal renegosiasi gas.
''Kita sudah mengirimkan surat kepada duta besar Singapura melalui Kementerian Luar Negeri. Sekarang sedang menunggu jadwal pertemuan,'' kata Darwin di gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/7).
Dia menambahkan, secara intim dan bersahabat pemerintah Indonesia akan mengomunikasikan dulu permasalahan gas dalam negeri sehingga diharapkan bisa ada pemahaman bersama. Darwin mengaku belum tahu target volume penjualan. .
Sementara itu anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar, Dito Ganinduto, menyambut baik upaya pemerintah untuk merenegosiasi pasokan gas ke Singapura. Namun, ia berharap hal tersebut bukanlah ucapan semata.
''Ini suatu kemajuan bahwa ada komitmen pemerintah akan renegosiasikan. Kami tentunya akan menunggu dan diharapkan ada jadwal renegsosiasi tersebut, berapa lama. Satu bulan, dua bulan, atau berapa lama,'' kata Dito.
Dito menyebutkan, saat ini Indonesia memasok gas sekitar 700 mmscfd ke Singapura. DPR minta selama dua tahun ini dikurangi paling tidak 200 mmscfd atau 100 mmscfd. Kenapa dua tahun, kata Dito, karena pada 2011 nanti LNG floating storage receiving terminal (LNG FSRT atau terminal penampung LNG di Belawan, Medan dan teluk Jakarta) sudah bisa dioperasikan.