REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Faktor cuaca yang tak menentu meski harga komoditas itu mulai turun di pasaran membuat pasokan cabai belum stabil hingga bulan mendatang, demikian ujar Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia, Dadi Sudiana. "Harga memang turun karena konsumen mengurangi pembelian akibat harga yang tinggi, tapi pasokan belum normal, tetap kurang," ungkapnya.
Ia mengatakan kebutuhan cabai pada kondisi normal sekitar 100 ribu ton per bulan namun bulan ini hanya tersedia kurang dari 50 persen dari jumlah itu. "Apalagi, imbuh dia, suplai dari Jawa Timur masih tidak stabil karena banyak tanaman yang terserang penyakit layu dan antraknosa," kata Dadi ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (20/7).
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, sebelumnya juga mengatakan bahwa pasokan cabai defisit sekitar tiga persen akibat anomali cuaca. Sementara menurut data Kementerian Pertanian berdasarkan prognosa dari berbagai daerah, ketersediaan cabai merah sebanyak 97.228 ton, masih kurang dibanding tingkat kebutuhan nasional, sebesar 97.999 ton.
Dadi mengatakan hujan yang diperkirakan masih turun pada Juli hingga Agustus akan membuat tanaman cabai rentan terserang penyakit sehingga produksi cabai di daerah sentra produksi tidak akan optimal. Kondisi demikian membuat kenaikan permintaan cabai menjelang puasa dan Lebaran yang biasanya sampai sekitar 20 persen sulit dipenuhi. "Hanya bisa mengurangi konsumsi," katanya.
Harga turun
Menteri Perdagangan sebelumnya mengatakan harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, pekan ini sudah turun antara Rp1.000 sampai Rp5.000 per kilogram. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga rata-rata nasional cabai merah keriting yang pada pekan kedua Juli mencapai Rp34.456 per kilogram, turun menjadi Rp33.708 per kilogram pada 19 Juli dan menjadi Rp33.405 pada 20 Juli.
Sementara harga cabai merah biasa yang harganya pada pekan kedua Juli mencapai Rp34.003 per kilogram turun menjadi Rp33.257 per kilogram pada 19 Juli. Tapi harga itu naik lagi menjadi Rp32.929 per kilogram pada 20 Juli.
Meski pengaruh perubahan cuaca terhadap produksi cabai belum bisa diantisipasi namun pemerintah berharap hal itu tidak memberi pengaruh besar. "Kami berharap tidak sampai ada lonjakan harga," kata Menteri Perdagangan.