REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pencanangan konsep Water Front City sebagai sebuah wajah kota. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyatakan pencanangan konsep ini sebagai upaya menciptakan kota berbasis bahari serta mensinergikan pembangunan di daratan dan lautan.
''Water Front City merupakan konsep yang dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan bantaran sungai,'' kata Fadel di sela-sela acara Pencanangan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zahman sebagai Water Front City of Indonesia di Muara Baru Jakarta, Jumat (16/7).
Konsep ini, kata Fadel, tidak hanya sekadar pembangunan fisik semata yang ditonjolkan.''Akan tetapi juga menciptakan pola pikir semua stakeholder sehingga tumbuh adanya rasa memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya,'' kata Fadel.
Fadel menambahkan, Water Front City dapat dipastikan akan meningkatkan geliat kota pantai bukan saja dari aktifitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan namun berbagai aktifitas lainnya seperti kawasan wisata dan edukasi bahari, permukiman nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri dan sebagainya.
Dari beragam aktivitas tersebut, lanjut Fadel, tentunya akan memicu peningkatan dinamika ekonomi yang lebih progresif. ''Sebagai penggerak kawasan minapolitan dan sebagai Water Front City of Indonesia, pelabuhan perikanan diharapkan dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mewujudkan misi KKP dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan,'' kata Fadel.
Sementara itu, untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, kata dia selain harus mampu menjadikan pelabuhan perikanan sebagai pertumbuhan ekonomi, juga harus memiliki berbagai kemampuan seperti SDM yang handal dan berjiwa wirausaha sehingga memiliki terobosan-terobosan usaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan disekitarnya.
''Selain itu juga harus mampu menciptakan keamanan, kebersihan dan ketertiban di pelabuhan, mempersiapkan ketentuan pengelolaan perikanan nasional dan internasional, serta dapat memberikan standar pelayanan prima yang pro-business kepada stakeholder,'' kata Fadel.
Disebutkan, berdasarkan data statistik, produksi perikanan PPS Nizam Zachman pada tahun 2009 mencapai 133 ribu ton per tahun atau rata-rata 356 ton per hari yang dihasilkan dari kunjungan kapal sebanyak 3.370 unit per tahun. Dari angka tersebut pelabuhan ini dapat mengekspor sebanyak 32 ribu ton ikan.
Pelabuhan perikanan ini ditunjang oleh 243 unit industri perikanan, yang dapat menyerap sebanyak 40 ribu orang tenaga kerja per tahun dengan jumlah peredaran uang yang dihasilkan mencapai sebesar Rp. 24 milyar per hari.''Dengan potensi ekonomi seperti diatas, tentu diikuti dengan upaya peningkatan mutu produk, serta memperhatikan lingkungan agar tetap lestari,''tandas Fadel.