REPUBLIKA.CO.ID, PRANCIS--CEO raksasa energi Prancis, Total, pada Jumat mengecam sanksi terhadap Iran, mengatakan embargo pada produk bensin adalah "kesalahan" yang akan membahayakan orang biasa.
Berbicara di sebuah forum ekonomi di Aix-en-Provence di Prancis selatan, Christophe de Margerie mengkonfirmasi Total telah menunda pengiriman ke Iran sejalan dengan sanksi yang diterapkan oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai respons terhadap penolakan Teheran untuk menghentikan program pengayaan uranium.
"Saya mempertahankan ini adalah kesalahan. Embargo mempengaruhi penduduk, terlalu banyak hal-hal yang dipolitisir hari ini," katanya kepada media.
"Kami tidak berpikir embargo atas penyerahan produk bensin cara yang baik untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang bersifat politik," katanya.
De Margerie mengatakan Total akan melanjutkan pengiriman pada kesempatan pertama, mengatakan ini adalah kesalahan "serius untuk mencampur hal-hal yang sipil dan politik".
Pada 9 Juni, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi pemberian sanksi pada Teheran atas program nuklirnya.
Tambahan sanksi AS yang bertujuan untuk memotong impor minyak telah disetujui Kamis oleh Presiden Barack Obama. Uni Eropa diatur untuk menyelesaikan langkah-langkah lebih lanjut pada pertemuan para menteri luar negeri 26 Jul.
Sanksi AS akan mencegah perusahaan asing melakukan bisnis dengan pemerintah AS jika mereka memiliki hubungan komersial ke Iran.
Iran adalah produsen minyak mentah terbesar keempat dunia tetapi tidak memiliki kapasitas kilang dan sangat tergantung pada impor bensin dan produk-produk penyulingan.