REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--Para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa, Kamis, memberi lampu hijau mereka kepada Estonia untuk mengadopsi mata uang euro yang bermasalah sejak 1 Januari 2011. "Sebagai sinyal bahwa zona euro terbuka untuk semua, kami pastikan bahwa Estonia akan mengadopsi euro pada 1 Januari tahun depan. Kami mengucapkan selamat pada Estonia atas hasil dan semua upayanya," kata Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy setelah KTT Uni Eropa di Brussels menyetujui langkah tersebut.
Parlemen Eropa memberi lampu hijau pada Rabu, yang berarti bahwa Estonia dijamin untuk menjadi negara ke-17 untuk beralih ke mata uang bersama. Di Tallinn, Perdana Menteri Andrus Ansip memuji berita itu sebagai konfirmasi bahwa "kebijakan fiskal yang bertanggung jawab kami telah berjalan benar untuk Estonia."
Komisi Eropa telah menetapkan bahwa Tallinn telah memenuhi masuk kriteria ketat. Ini termasuk menjaga utang nasional dan defisit publik di bawah kontrol termasuk inflasi, dengan fluktuasi terbatas pada pasar valuta asing dan tingkat suku bunga.
Masa depan mata uang tunggal itu masih belum jelas di mata beberapa analis, meskipun program triliunan dolar untuk stabilisasi ekonomi negara zona euro dan paket penyelamatan besar-besaran untuk Yunani yang sarat utang disepakti bulan lalu.
Kekhawatiran masalah utang zona euro mengirim harga emas mencapai rekor tinggi bulan ini, sementara euro tergelincir karena investor mencari aset yang lebih aman. Terhadap latar belakang masalah ini, keanggotaan Estonia dilihat tidak hanya sebagai mosi percaya di negara ini tetapi juga di mata uang bersama.
Joseph Daul, ketua parlemen Eropa, Partai Rakyat Eropa tengah-kanan, mengatakan keputusan untuk memungkinkan bangsa Baltik ke klub euro adalah tindakan "kepercayaan." "Ini adalah kepercayaan Estonia terhadap euro, meskipun saat ini kesulitan, yang memberikan sinyal positif terhadap pasar," katanya dalam pernyataan.
"Ini juga merupakan kepercayaan dari Uni Eropa dalam pemerintahan Estonia yang telah memastikan bahwa utang publiknya tetap yang terendah dari semua negara anggota Uni Eropa." Menurut perkiraan terbaru Uni Eropa, Estonia akan mencatat defisit publik sebesar 2,4 persen dari produk domestik bruto tahun ini dan utang sebesar 9,6 persen dari PDB -- tingkat yang sebagian besar Eropa hanya bisa mimpi.
Namun, Bank Sentral Eropa telah memperingatkan Estonia bahwa pihaknya dapat kesulitan mempetahankan inflasi di bawah kendali setelah bergabung dengan zona euro. Estonia, dengan populasi 1,3 juta penduduk, awalnya berharap untuk bergabung dengan klub euro pada 2007 tetapi dicegah karena tingkat inflasi yang tinggi waktu itu.
Negara cepat bergeser dari ekonomi komando komunis ke pasar bebas setelah lepas dari blok Soviet yang runtuh pada 1991 dan ekonominya mulai tumbuh cepat, terutama setelah bergabung dengan Uni Eropa pada 2004. Terpukul oleh krisis global pada 2008, pemerintah memangkas pengeluaran publik Estonia untuk menghadapi krisis dan mempertahankan upayanya untuk beralih dari mata uang nasional, Kroon, kepada euro.
Kroon Estonia diciptakan pada 1992 untuk menggantikan rubel Soviet. Pertama dipatok terhadap mark Jerman, kemudian dikaitkan dengan euro pada 2002 dan kursnya sejak itu tidak berubah.