REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian mengungkapkan banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia selama Januari-Mei 2010 telah mengakibatkan puso atau gagal panen tanaman padi pada lahan seluas 27.442 hektar (ha).
Pelaksana harian Direktur Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sri Sintarti di Jakarta, Rabu menyatakan lahan yang puso tersebut dari areal sawah yang terkena banjir seluas 98.356 ha. "Banjir terluas terjadi di Provinsi Lampung, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur," katanya.
Selama Januari-Mei 2010, luas areal sawah yang terkena banjir di Lampung mencapai 20.391 ha dengan puso 8.454 ha, di Jawa Barat mencapai 15.460 ha dan puso 4.391 ha, Kalimantan Selatan terlanda banjir 15.431 ha dan puso 3.591 ha sedangkan Jawa Timur terkena banjir 11.185 ha serta puso 2.296 ha.
Namun demikian, menurut data Ditjen Tanaman Pangan, persawahan yang terkena banjir maupun puso tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun 2009 maupun rata-rata lima tahun terakhir. Secara nasional, selama Januari-Mei 2009 luas persawahan yang terkena banjir mencapai 173.961 ha dengan tingkat puso 56.049 ha, sedangkan rata-rata lima tahun terakhir banjir melanda 202.077 ha sawah yang mengakibatkan 63.792 ha tanaman padi puso.
Menanggapi masih turunnya hujan hingga saat ini, Pelaksana Tugas Dirjen Tanaman Pangan, Gatot Irianto, menyatakan, kondisi tersebut disatu sisi sangat rawan menimbulkan serangan hama wereng, namun di sisi lain menguntungkan petani karena bisa meningkatkan penanaman.
"Dengan posisi hujan begini masih bagus. Biasanya April sudah kekeringan, tapi sekerang Juni masih hujan, tak ada kekeringan," katanya Menurut dia, jika pengendalian hama wereng coklat dikelola baik, maka kondisi saat ini yang masih ada hujan justru akan menguntungkan sekali.