REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG--Pemerintah menjajaki peluang menjadi tujuan relokasi industri asal Jepang ke sejumlah kawasan industri di Bekasi dan Karawang. Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengatakan pengusaha Jepang telah mengutarakan keinginan tersebut sehubungan adanya kebutuhan untuk merelokasi industrinya ke Indonesia.
''Tapi mereka minta untuk dibuat pelabuhan baru karena Tanjung Priok sudah terlalu padat untuk aktivitas bongkar muat. Jelasnya silakan tanya Bupati (Karawang),'' ujarnya di Karawang, Selasa (8/6).
Bupati Karawang, Dadang S Muchtar, menyambut tantangan itu dan berkata siap menyediakan lahan seluas 6.000 hektare untuk kawasan industri. Menurutnya, saat ini semua principal otomotif Jepang telah memiliki pabrik perakitan di kabupatennya. Hal ini menunjukkan Karawang mampu menjadi tujuan investasi yang menarik bagi penanam modal asing maupun dalam negeri. ''Ada sekitar tujuh titik lagi yang bisa dijadikan kawasan industri,'' tuturnya.
Mengenai kendala infrastruktur, Dadang mengatakan, pihaknya sedang melakukan studi kelayakan pembangunan pelabuhan bongkar muat di Cilamaya. Untuk transportasi darat, pihaknya memandang keberadaan tiga pintu tol yaitu Karawang Barat, Karawang Timur, dan Dawuan cukup memadai dalam menunjang kawasan industri yang sudah ada maupun yang direncanakan. ''Mungkin akan tambah satu pintu tol lagi, tiga kilometer sebelum Cikampek,'' ucapnya.
Saat ini, investor asing mendominasi struktur penanam modal di Karawang, kira-kira 80 persen dari keseluruhan nilainya. Pada 2009, totalnya sekitar Rp 84 triliun dan tersebar di sektor otomotif, elektronika, dan alat musik.