REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Musim hujan berkepanjangan menekan pertumbuhan industri plastik di kuartal II 2010.Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (INAPlas), Budi Susanto, mengatakan, pertumbuhan industrinya sangat tergantung sektor makanan minuman (mamin). Musim hujan berkepanjangan membuat masyarakat tidak banyak bepergian dan mengurangi konsumsi makanan olahan. ''Sehingga plastik yang digunakan untuk makanan olahan juga berkurang. Industri mamin kemarin yang pertamanya optiomis tumbuh 12 persen merevisi jadi 8,0 persen,'' jelasnya kepada wartawan, Senin (7/6).
Budi mengatakan, musim hujan berkepanjangan menyebabkan panen tidak terjadi serentak dan tidak ada panen raya. Alhasil, konsumsi plastik kemasan tidak meningkat seperti tahun lalu. Walau, masih ada kenaikan dari sektor karung beras (woven bag) sekitar 5,0 persen.
''Jadi yang menolong pertumbuhan plastik sekarang itu di karung plastik, komponen otomotif, kantong fleksibel untuk mamin. Tapi pertumbuhannya tidak tinggi karena tidak sebesar yang diharapkan semula. Mudah-mudahan ada Lebaran jadi bisa meningkat,'' ucapnya.
Karenanya, Budi mengatakan, pihaknya berharap tahun ini industri plastik bisa tumbuh menyamai kinerja tahun lalu, 5-6 persen. Selain itu, dia berharap pertumbuhan industri plastik bisa terbantu target pertumbuhan ekonomi dari pemerintah 5,5 persen.
Walau demikian, jika menilik kuartal I, pertumbuhannya tidak menggembirakan, hanya 3,0 persen. ''Kalau dari sisi teori siklus permintaan plastik ini adalah siklus tujuh tahunan dimana permintaan plastik (tahun ini) turun nanti tahun berikutnya akan naik lagi,'' jelasnya.
Selain itu, Budi melanjutkan, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional yang terbilang rendah, hanya 20 persen menjadikan daya beli masyarakat menurun. Turunnya daya beli, dia mengatakan, akan membuat masyarakat mengurangi pembelian barang nonprioritas. ''Jadi yang terimbas tidak hanya plastik tapi juga segala aspek industri seperti properti dan mamin,'' katanya.