REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia merupakan yang terendah di antara negara-negara di Asia. Bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa, ketertinggalan konsumsi susu masyarakat nusantara bahkan lebih jauh lagi.
Saat ini, tingkat konsumsi susu rakyat Indonesia hanya sekitar 4,7 liter per kapita per tahun. Lebih rendah dibandingkan Vietnam (10,7 liter per kapita per tahun), Malaysia (27 liter), Jepang (37,8 liter), Amerika Serikat (83,9 liter) dan Belanda 122,9 liter). Parahnya, susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagian besar merupakan susu impor asal luar negeri.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Zaenal Bachruddin, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu, pada saat ini pemerintah masih mengimpor susu dalam jumlah yang cukup besar. “Masih sekitar 74 persen dari kebutuhan industri susu di dalam negeri," ujarnya
Kondisi itu, kata Zaenal, membuat Indonesia masih mengalami ketergantungan impor susu,” ujar Zaenal di Lembang, Bandung, Senin (31/5). Ia mengatakan produksi susu dalam negeri baru mencapai sekitar 536,9 ribu ton per tahun dan hanya mampu memenuhi sekitar 26 persen dari kebutuhan konsumsi susu nasional.
Sementara, Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, Tjeppy Daradjatun, menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu segar dalam negeri dan pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014, pemerintah telah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sekitar 200 ribu skor setiap tahun.
Populasi sapi perah saat ini berkisar pada angka 400 ribu ekor dengan laju pertumbuhan 2,5 persen. Sebagian besar sapi tersebut berada di Pulau Jawa (98 persen).
“Lambatnya laju perkembangan populasi sapi perah menjadi masalah utama pengembangan persusuan nasional, makanya ke depan kita lakukan program untuk memperbanyak populasi sapi perah,” tandas Tjeppy.