REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tingginya suku bunga surat utang negara (SUN) dianggap tidak wajar. Jika dikonversi dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS), maka bunga surat utang pemerintah menduduki ranking kedua tertinggi setelah Turki.
''Saya hitung rata-rata outstanding sejak 2006 sampai sekarang, bunga (SUN) tinggi. Tentu saja, ini tidak wajar,'' kata pengamat ekonomi, Yanwar Rizky, kepada Republika di Jakarta, Selasa (25/5).
Lebih lanjut, ia menuturkan, negara-negara maju saja, termasuk AS, suku bunga surat utang pemerintahnya rendah. Yanwar menduga tingginya suku bunga surat utang pemerintah itu secara tidak langsung akibat adanya pendiktean pasar uang. ''Harusnya jangan didikte oleh pasar uang,'' kecamnya.
Pasalnya, tingginya suku bunga SUN memiliki dampak yang luas. ''Bisa (merembet) ke suku bunga rill,'' ucapnya. Apalagi, imbuh Yanwar, penerbitan SUN selama ini tidak jelas tujuannya untuk apa.