REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Pertamina (persero) dan PT Medco Energi Internasional Tbk menyatakan kesiapannya menjalankan proyek pengembangan gas Donggi-Senoro di Sulawesi Tengah. Kedua operator itu juga siap menjalankan keputusan pemerintah mengenai porsi penggunaan gas itu untuk ekspor dan pasokan domestik.
Demikian disampaikan Vice President Communication Pertamina Basuki Trikora Putra dan Direktur Proyek Medco Lukman Mahfoedz saat dihubungi di Jakarta, Ahad (23/5), seperti ditulis Antara.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, sebelumnya mengatakan pemerintah segera mengambil keputusan proyek Senoro dengan opsi 70 persen hasil produksi gas untuk ekspor dan 30 persen buat domestik, terutama untuk pabrik pupuk dan pembangkit listrik.
Sumber di pemerintahan menyebutkan, keputusan Senoro akan dilakukan pemerintah pada Selasa (25/5). Basuki Trikora Putra mengatakan, pihaknya siap menjalankan keputusan Senoro dengan opsi kombinasi ekspor dan domestik. ''Kami berharap keputusan segera ditetapkan, sehingga proyek bisa dilanjutkan,'' katanya.
Pertamina menghitung, skenario 70 persen ekspor dan 30 persen akan memberikan keuntungan optimal bagi negara yakni 6,4 miliar dolar AS selama 15 tahun kontrak.
Hal senada dikemukakan Lukman Mahfoedz. Ia mengatakan, jika memang diputuskan pekan depan, maka pihaknya akan segera mengonfirmasikan ke para pembeli LNG dan menyelesaikan perjanjian jual belinya.
Para pembeli Senoro adalah Chubu Electric dengan kapasitas satu juta ton per tahun, Korea Gas (Kogas) 700 ribu ton per tahun, dan Kyushu Electric 300 ribu ton per tahun.
Selanjutnya, menurut Lukman, pihaknya juga akan memproses surat persetujuan penunjukan penjual (sales appointment agreement/SAA) dengan BP Migas sekaligus persetujuan pengeluaran (approval for expenditure/AFE) dan menyelesaikan permasalahan detail komersial baik di hulu maupun hilir.
''Itu semua kami perkirakan butuh waktu selama enam minggu sebelum FID (final investment decision) bisa diputuskan," jelasnya.
Lukman menambahkan lagi, setelah FID disetujui, maka perlu waktu selama 42 bulan masa pembangunan (engineering, procurement, and construction/EPC) guna mencapai tahapan uji coba kilang LNG. ''Jadi, insya Allah awal 2014 baru operasi,'' ungkapnya.