JAKARTA--Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengkritik laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum mengikuti standar pelaporan keuangan. ''Kita mengharapkan supaya BUMN itu tidak tertinggal. Setiap tahun saya menghadiri pemberian penghargaan laporan keuangan, tapi yang menang itu-itu aja,'' kritiknya saat menjadi pembicara dalam seminar akutansi dan perpajakan, di Jakarta, Rabu (5/5).
Disebutkan oleh Sri Mulyani, salah satu yang kerap memperoleh penghargaan setiap tahun itu yadalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Namun, menurutnya, untuk BUMN ini merupakan suatu hal yang wajar. Karena jika berbicara Telkom, ini adalah perusahaan yang sudah terdaftar di bursa dan harus menyerahkan laporan keuangan mengikuti standar. Di sisi lain ada juga PT Aneka Tambang Tbk yang juga mendapatkan penghargaan. ''Padahal BUMN kita itu ratusan, jadi yang lain laporan keuangannya bagaimana,'' ujarnya.
Sementara itu, Menkeu menyatakan, pemerintah juga berusaha terus memperbaiki laporan keuangannya. Bahkan pada 2012 mendatang diharapkan International Financial Reporting Standars (IFRS) atau standar laporan keuangan internasional mulai diberlakukan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dengan IFRS ini data keuangan negara lebih transparan dan memudahkan investor untuk menanamkan modal di dalam negeri.
Penerapan IFRS sendiri rencananya akan melingkupi semua instansi yang berada di bawah Kemenkeu, termasuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai. ''Di negara-negara di dunia, IFRS sudah diterapkan, termasuk Amerika dan India menerapkannya tahun ini,'' jelasnya.