MALANG--Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, teancam bangkrut. Penyebab utamanya, ditengarai karena masuknya daging impor yang harganya lebih murah ketimbang daging sapi lokal.
"Memang ada beberapa faktor yang menyebabkan pemotongan hewan di RPH Kota Malang ini menurun. Namun, yang cukup vatal adalah banyaknya daging impor yang masuk ke Kota Malang,’’ papar Direktur PD RPH Kota Malang, Djoko Sutadi, Selasa (13/4).
Dia menjelasan, daging impor yang masuk ke Kota Malang cukup besar. Hanya saja, dia mengaku lupa berapa ton per bulannya. Yang jelas, kata dia, harga daging impor itu lebh murah dibandingkan dengan daging dalam negeri.
Berdasarkan data yang dimiliki, hrga daging impor itu sekitar Rp 39 ribu per kilo gram. Sedangkan daging lokal atau domistik mencapai Rp 70 ribu per kilo gram. "Tampaknya yang menjadi penyebab utama faktor ini disamping ada aspek lain,’’ katanya.
Aspek yang dimaksud, diutarakan seperti tingkat konsumsi daging di Kota Malang mulai menurun. Penyebab turunnya konsumi daging itu karena masyarakat lebih memilih daging ayam.
Alasannya, harga daging ayam lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi. Daging ayam di pasaran hanya beriksar antara Rp 20 000 hingga Rp. 24.000 per kilo gram. Perbedaan yang mencolok itu diyakini Djoko Sudadi, bahwa masyarakat akan memilih mengkonsumsi daging ayam karena harganya lebih murah.
Makanya, kata dia, pemotongan sapi di RPH Kota Malang setiap tahun selalu mengalami penurunan. Pada tahun 2010 ini, RPH hanya memtong hewan antara 40-50 ekor. Padahal, tahun-tahun sebelumnya minimal mencapai 60-70 ekor per hari.
Agar RPH ini tetap eksis, kata dia, harus ada trobosan baru. Trobosan yang diambil, kata Djoko Sudadi, RPH harus melkukan divesifikasi usaha. "Untuk itu, kami membuka rumah makan. Sebab, jika tidak, RPH akan bangkrut, karena pemotongan mengalami penurunan sekitar 10 persen,’’ katanya