JAKARTA--Bank Indonesia tidak tinggal diam melihat tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi belakangan ini. Bank sentral tampaknya menahan agar rupiah tidak terlalu perkasa terhadap dolar AS.
Meski tak memberikan jawaban tegas, Pjs Gubernur BI, Darmin Nasution, mengisyaratkan intervensi tersebut. '' Saya tidak boleh bicara jelas-jelas soal itu (intervensi),'' katanya di Jakarta, Jumat (9/4).
Darmin juga tak mau menjawab secara tegas mengenai intervensi BI yang menahan laju rupiah agar tidak tembus ke level Rp 9.000 per dolar AS. Level tertinggi kurs tengah rupiah sepanjang pekan ini adalah Rp 9.045 per dolar AS. Biasanya, BI mengintervensi rupiah jika dipandang penguatannya terlalu cepat. Alasannya, penguatan itu bisa memicu fluktuasi dan dapat mengganggu ekspor.