JAKARTA--Prancis melirik produk kriya dari perajin Indonesia. Rombongan dagang dari Prancis mengutarakan ketertarikannya itu saat berada di Indonesia.
Pjs (pejabat sementara) Ketua Umum Kadin, Adi P Taher, mengatakan Prancis tertarik produk kriya (fashion) Indonesia, misalnya tas. Mereka melihat tas buatan Indonesia amat kompetitif dengan kualitas yang tidak jauh di bawah produksi rumah mode ternama di sana.
''Misalnya tas kulit buaya, di sana harganya bisa Rp 30 juta. Di sini jauh di bawah itu,'' katanya Kamis (8/4) di Jakarta.
Menurut dia, Prancis masih melihat birokrasi sebagai hambatan yang nyata. Mereka mencontohkan, di Singapura dalam sehari bisa beres izin-izin pendirian usaha, di Indonesia bisa sampai tiga bulan.
''Saya juga bilang, kantor-kantor pusat mereka di Asia seharusnya ada di sini saja,'' imbuhnya. Rombongan dagang Prancis itu juga akan mengunjungi arena promosi Smesco UKM (usaha kecil dan menengah).
Mengenai target investasi, Adi memperkirakan yang ditanam Prancis di Indonesia bisa mencapai 10 miliar dolar AS dan akan terealisasi tahun depan. Indonesia butuh investasi besar sekali, tuturnya, mencapai 200 miliar dolar AS.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Agus Muharram, menjelaskan Prancis akan memfasilitasi ekspor produk Indonesia. Dia menjelaskan, Smesco sengaja dibangun oleh pemerintah, untuk mempromosikan produk dari seluruh provinsi. ''Mulai tahun ini, akan dibuatkan gerai kita di sana (Prancis) untuk tujuan ekspor,'' ujarnya.