Rabu 01 Feb 2023 18:06 WIB

Neraca Gas tak Imbang, PGN Harapkan Adanya Interkoneksi Pipa

Ketersediaan jaringan di 129 kawasan industri, 52 persennya dipasok gas oleh PGN

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
 PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) berharap seluruh pipa gas dari Sumatra hingga Jawa Timur bisa tersambung untuk bisa menyeimbangkan neraca gas bumi nasional. (ilustrasi).
Foto: istimewa
PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) berharap seluruh pipa gas dari Sumatra hingga Jawa Timur bisa tersambung untuk bisa menyeimbangkan neraca gas bumi nasional. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) berharap seluruh pipa gas dari Sumatra hingga Jawa Timur bisa tersambung untuk bisa menyeimbangkan neraca gas bumi nasional. Direktur Utama PGN Muhammad Haryo Yunianto menjelaskan saat ini tinggal dua ruas lagi gas pipa yang belum tersedia.

Haryo menjelaskan dari Aceh hingga Pasuruan sudah bisa tersambung dan semuanya milik PGN. Hanya saja saat ini jalur pipa Duri - Semangkei dan Cirebon - Batang belum terbangun sehingga belum bisa mengalirkan pasokan gas yang surplus dari Jawa Timur.

Baca Juga

"Saat ini kami ada surplus volume gas di Jawa Timur. Sementara di Jawa Barat dan Sumatra bagian selatan kami mengalami decline pasokan," ujar Haryo di Komisi VII DPR RI, Rabu (1/2/2023).

Ia pun mengatakan dua proyek pipa tersebut menjadi perhatian penuh PGN. Apalagi, ada proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang juga menambah volume produksi gas. Sehingga perlu adanya pipa yang bisa mengalirkan produksi tersebut.

"Dari Jawa Timur ke Sumatra Selatan belum ada interkoneksi pipa. Kalau Cirebon, Batang, bisa dibangun sama APBN, surplus di Jatim bisa kita kirim ke Jawa Barat dan Sumatra bagian selatan," ujar Haryo.

Haryo menjelaskan melalui ketersediaan jaringan pipa yang ada dari 129 kawasan industri yang ada di Indonesia, 52 persennya sudah bisa dipasok gas oleh PGN.

"Kami meminta dukungan dari DPR maupun Pemerintah untuk bisa mempercepat pembangunan ini," ujar Haryo.

 

INTAN PRATIWI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement