Sabtu 07 Jan 2023 08:04 WIB

BI Catat Modal Asing Masuk Rp 8,05 Triliun Dalam Sepekan

Bersamaan, modal asing masuk bersih Rp 1,68 triliun ke pasar saham domestik.

Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing masuk bersih Rp 8,05 triliun dari pasar keuangan Indonesia dalam satu pekan ini, yakni dari 2 Januari sampai 5 Januari 2023.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing masuk bersih Rp 8,05 triliun dari pasar keuangan Indonesia dalam satu pekan ini, yakni dari 2 Januari sampai 5 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing masuk bersih Rp 8,05 triliun dari pasar keuangan Indonesia dalam satu pekan ini, yakni dari 2 Januari sampai 5 Januari 2023.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (6/1/2023), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan terdapat modal asing masuk bersih ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 9,74 triliun. Pada saat yang sama, terdapat modal asing masuk bersih senilai Rp 1,68 triliun ke pasar saham domestik.

Baca Juga

Selama 2023, berdasarkan data setelmen sampai 5 Januari 2023, terdapat modal asing masuk bersih (nett inflow) ke pasar SBN senilai Rp 6,68 triliun. Sebaliknya, tercatat modal asing keluar bersih (nett outflow) dari pasar saham domestik senilai Rp 2,91 triliun.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,99 persen pada Jumat pagi dari 6,98 persen pada Kamis (5/1/2023) sore. Imbal hasil tersebut masih jauh lebih menarik dibanding yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang naik ke level 3,718 persen.

Sementara itu, premi risiko investasi (Credit Default Swap/CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun ke 95,01 basis poin (bps) per 5 Januari 2023 dari 101,23 bps per 30 Desember 2022.

Erwin menyampaikan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement