Senin 26 Aug 2019 11:05 WIB

Kacang Hijau akan Jadi Andalan Ekspor Tanaman Pangan

Pada awal September akan ada ekspor 125 ton kacang hijau

Red: EH Ismail
Rakor tentang ekspor tanaman pangan
Foto: Humas Kementan
Rakor tentang ekspor tanaman pangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki tengah meningkatkan ekspor komoditas tanaman pangan. Kacang hijau menjadi komoditas andalan ekspor tanaman pangan.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanama Pangan, Gatut Sumbogodjati mengatakan ekspor kacang hijau pada umumnya mengikuti panen raya, mulai meningkat pada bulan Agustus–September. 

Berdasarkan volume ekspor 7 komoditas utama produk segar tanaman pangan tahun 2014-Juni 2019. Ekspor Kacang hijau menduduki peringkat kedua (19,82%) setelah ekspor jagung (63,34%). 

"Daerah sentra produksi kacang hijau contohnya ada di Kabupaten Pati, Grobogan, Demak, Gresik, Sidoarjo, Madura, Sumenep dan Sampang, Garut Cianjur, Sumbawa, Dompu, Jeneponto dan Takalar,” ujar Gatut Senen (26/8).

Gatut menjelaskan salah satu upaya Kementan meningkatkan ekspor kacang hijau yakni melalui peningkatan SDM (bimbingan teknis). Kegiatan ini telah dilakukan di Gresik, Jawa Timur pada tanggal 21 Agustus 2019.

Fasilitasi bantuan untuk pengembangan kacang hijau telah diberikan Kementerian Pertanian berupa benih dan saprodi untuk perbaikan budidaya dan varietas seluas 5.000 Ha di 5 Provinsi sentra. Bahkan, tahun 2019 fasilitasi bantuan ditingkatkan menjadi 6.500 Ha.

Pada awal September akan ada ekspor 125 ton kacang hijau dari PT Agro Tani Sukses Sejahtera Gresik. atau sekitar 125 ton dan dari PT Aman Buana Putra di Surabaya sebanyak 3 kontainer atau sekitar 75 ton ke Philipina.

Sebagai gambaran PT Agro Tani Sukses Sejahtera dari Januari dan Agustus 2019 telah merealisasikan ekspornya sebesar 750 ton ke China dan sebesar 1.250 ton ke Philipina. Untuk tahun 2019 ekspor kacang hijau ditargetkan sebesar 5000 ton. 

"Sedangkan PT Aman Buana Putra melakukan ekspor ke China sebesar 1250 Ton, Philipina 2500 Ton dengan target ekspor tahun 2019 sebesar 5000 ton," sebut Gatut.

Toni, salah satu eksportir mengatakan bimbingan teknis diharapkan mampu mengarahkan petani sehingga dapat menghasilkan kacang hijau yang sesuai dengan permintaan negara tujuan. Pasalnya, ada karakteristik khusus kacang hijau yang diminati pasar ekspor. 

"Jadi mereka lebih tertarik yang berwarna kusam dengan diameter sekitar 3,3 mm,” jelasnya. 

Karena itu, Toni menantang kepada petani kacang hijau Jawa Timur dan Jawa Tengah yang hadir pada bimbingan teknis agar produksi kacang hijau sebanyak 150 kontainer (3.750 ton) dapat diserap perusahaannya.

"Ya ini untuk memenuhi target ekspor sampai dengan akhir tahun 2019 sebesar 5.000 ton," ucapnya.

Negara Tujuan Ekspor

Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya mencatat Filipina dan China merupakan negara utama tujuan ekspor kacang hijau Indonesia disamping Taiwan. Ekspor ke tiga negara tersebut mencapai lebih dari 90% dari total ekspor Indonesia sebesar 11.652 ton periode Januari sampai Agustus 2018. 

Sedangkan pada tahun 2019 (data BPS Januari – Juni) ekspor kacang hijau segar dengan negara tujuan Jepang, Hongkong, Cina, Taiwan, Vietnam, Singapura, Philipina dan Timor Leste sebanyak 3.400 ton dengan nilai Rp 42 miliar. 

“Lebih menariknya, tahun ini ada negara tujuan ekspor baru yaitu Mesir,” tutur Iwan dari Balai Besar Karantina Surabaya.

Peneliti Utama Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi-Umbian (Balitkabi) Malang, Trustinah menyebutkan varietas kacang hijau yang kusam diminati pasar ekspor yaitu vima 1 dengan produktivitas 1,8 ton per ha.

"Kemudian Vima 3, produktivitasnya lebih tingg, 2,11 ton per hektar dan Vima 5 lebih tinggi lagi, 2,34 ton per hektar," sebutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement