REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga Ahad (14/12/2025), sebanyak 776.875 dari total 970.954 pelanggan terdampak bencana di Aceh telah kembali mendapatkan pasokan listrik. Tim Siaga Bencana ESDM bersama PT PLN (Persero) terus melakukan upaya pemulihan di tengah akses jalan terputus dan medan lumpur ekstrem.
Pemulihan berlangsung bersamaan dengan penyaluran bantuan teknis ke wilayah terisolasi berupa genset dan panel surya. Aksi lapangan dilakukan bersama PLN untuk menjaga layanan energi rumah tangga dan fasilitas publik tetap berjalan di area terdampak paling berat.
Ketua Tim ESDM Siaga Bencana, Rudy Sufahriadi, mengatakan pemulihan difokuskan pada wilayah dengan tingkat kerusakan terparah. “Pemerintah bersama PLN memprioritaskan percepatan pemulihan di desa-desa yang masih belum berlistrik,” ujar Rudy di Jakarta, dikutip Senin (15/12/2025).
Data lapangan mencatat sebanyak 5.938 desa telah kembali berlistrik. Masih terdapat 562 desa yang belum tersambung, dengan sebaran terbesar berada di Aceh Tengah sebanyak 151 desa, disusul Bener Meriah 141 desa, dan Aceh Tamiang 99 desa.
Tantangan teknis muncul pada jaringan transmisi utama Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sigli–Bireuen. Salah satu menara roboh akibat bencana sehingga menjadikan ruas ini sebagai titik kritis pemulihan sistem kelistrikan Aceh.
Rudy menjelaskan menara darurat telah dipasang untuk menggantikan Tower 340. “Emergency Repair System sudah berdiri, namun penarikan kabel konduktor masih terhambat genangan lumpur pekat,” ujarnya.
Operasi lapangan berlangsung dengan risiko tinggi. Keselamatan petugas ditempatkan sebagai prioritas utama saat pekerjaan penarikan dan penataan ulang jaringan dilakukan di lokasi yang sulit dijangkau.
“Petugas harus berenang dan berjalan kaki menembus lumpur sedalam 1 hingga 1,5 meter saat menarik kabel agar tidak terpuntir,” kata Rudy.