REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat penurunan harga beras terjadi di 214 kabupaten/kota pada awal November 2025, meningkat dari 179 daerah pada awal Oktober. Tren ini menunjukkan stabilisasi harga yang mulai merata menjelang masa konsumsi tinggi akhir tahun.
Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman menyampaikan perkembangan tersebut saat melakukan sidak di Pasar Legi, Surakarta, Kamis (13/11/2025). Ia memastikan harga beras SPHP, medium, dan premium berada pada rentang sesuai atau di bawah HET. “Alhamdulillah harga baik dan stabil. Ada beras SPHP harganya Rp 12.000 per kilo. Lalu beras medium ada yang Rp 13.000 per kilo. HET premium Rp 14.900 dan medium Rp 13.500. Artinya sudah sesuai dan bahkan di bawah HET,” ujar Amran.
Amran menegaskan sidak dilakukan tanpa persiapan untuk memotret kondisi sebenarnya di lapangan. Ia merespons laporan adanya kenaikan harga di sejumlah pemberitaan yang mendorong pemerintah melakukan pengecekan langsung bersama unsur terkait.
Data BPS menunjukkan jumlah daerah yang mengalami penurunan harga naik 19,5 persen dibandingkan awal Oktober, sementara daerah dengan kenaikan harga turun dari 61 menjadi 50 kabupaten/kota.
Tiga pekan pengawasan Satgas Pengendalian Harga Beras sejak 20 Oktober menunjukkan tren stabil di pasar. Rerata harga beras medium per 8 November berada di Rp 13.233 per kilogram untuk Zona 1, Rp 13.633 di Zona 2, dan Rp 15.453 di Zona 3, seluruhnya berada di bawah HET zona masing-masing. BPS juga mencatat penurunan harga beras medium sebesar 1,12 persen dan premium 1,23 persen pada awal November.
Satgas melibatkan Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bapanas, Bulog, dan pemerintah daerah, dengan lebih dari 5.000 titik pengawasan hingga 6 November.
Rata-rata terdapat lebih dari 800 kegiatan pengawasan harian di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, yang menjadi dasar stabilisasi harga menjelang Natal dan Tahun Baru.
Perum Bulog menyiapkan penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebagai mitigasi kebutuhan Desember dan Nataru. “Jadi untuk stok kita dorong dua kali lipat untuk di masing-masing provinsi maupun kabupaten kota,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani. Pemerintah memastikan distribusi dan ketersediaan beras tetap terjaga agar harga tetap terkendali di seluruh daerah.