REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan tidak khawatir atas potensi penurunan Dana Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Jawa Barat yang nilainya mencapai Rp2,458 triliun. Menurutnya, ia tidak akan menyerah dan tak akan menurunkan anggaran pembangunan di Jabar.
Pernyataan tersebut disampaikan Dedi usai mengisi kuliah umum di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Rabu (8/10/2025) lalu. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan kehilangan potensi anggaran bukanlah masalah besar dan dirinya akan tetap berjuang dengan mengedepankan gagasan reformasi birokrasi.
“Saya tidak akan menyerah. Walaupun TKD turun, tidak akan menurunkan kinerja pembangunan di Jawa Barat. Bahkan saya akan naikan 50 persen dari pagu. Sumber (dananya) dari mana? Dengan cara birokratnya 'berpuasa',” ujar gubernur yang akrab disapa KDM ini.
KDM akan menerapkan prinsip 'berpuasa' bagi para birokrat. Langkah-langkah yang dimaksud meliputi pengurangan biaya listrik dan air hingga setengahnya, pembatasan penggunaan media digital, serta pengurangan anggaran perjalanan dinas hingga hanya 10 persen. Selain itu, seluruh kegiatan yang dianggap tidak penting akan dihapuskan. Menurutnya, pendekatan ini diyakini mampu menghasilkan alokasi keuangan yang cukup untuk mendukung pembangunan.
"Maka tagline 2026 adalah 'ASN Berpuasa, Rakyat Berpesta'," kata KDM.