Kamis 02 Oct 2025 10:12 WIB

Dirut Bulog: Punya Aset Rp53 Triliun Harus All Out untuk Kepentingan Negara

Bulog jadi pilar ketahanan pangan Indonesia

Rep: Frederikus Bata/ Red: Intan Pratiwi
Peresmian kawasan bisnis Beloft (Bulog Lifestyle Opportunity Food and Territory) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (2/10/2025).
Foto: Bulog
Peresmian kawasan bisnis Beloft (Bulog Lifestyle Opportunity Food and Territory) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (2/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan pemanfaatan aset perusahaan harus sepenuhnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Pernyataan itu ia sampaikan saat meresmikan kawasan bisnis Beloft (Bulog Lifestyle Opportunity Food and Territory) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (2/10/2025).

Bulog saat ini tercatat memiliki aset senilai Rp53 triliun. Menurut Ahmad Rizal, angka tersebut menjadi peluang besar apabila dikelola dengan optimal dan profesional.

"Saya berharap aset-aset ini dimanfaatkan all out demi keuntungan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi," ujar Rizal, di Jakarta.

Ia menegaskan profit dari pengelolaan aset memiliki aturan jelas sesuai ketentuan pemerintah. Penekanan itu disampaikan di hadapan jajaran direksi Bulog, pimpinan wilayah DKI, serta tamu undangan dari TNI, Polri, dan unsur pemerintah daerah.

Bulog meluncurkan konsep “Bulog Business District” sebagai identitas baru dari pengembangan kawasan bisnis. Rizal menjelaskan konsep ini akan diperluas ke berbagai daerah sehingga masyarakat mengenal Bulog bukan hanya sebagai pengelola pangan, tetapi juga pusat bisnis yang menggerakkan ekonomi lokal.

“Bulog Business District ini nanti akan menggaung ke seluruh Indonesia dan menjadi ikon baru,” kata jenderal bintang tiga ini.

Bulog membuka ruang kerja sama dengan para pengusaha di tanah air. Ia menegaskan ratusan aset yang belum terkelola dapat dikembangkan bersama dengan pihak swasta selama sesuai aturan Kementerian Keuangan dan tidak melanggar ketentuan hukum.

“Teman-teman pengusaha yang tertarik bisa bersinergi dengan Bulog dalam mengembangkan aset-aset tersebut,” tutur Rizal.

Ia juga menyoroti pentingnya dukungan aparat keamanan. Kawasan Beloft yang berdampingan dengan gudang beras terbesar di Indonesia dinilai sebagai objek vital nasional. Ia meminta bantuan TNI dan Polri dalam menjaga kawasan tersebut untuk mendukung kemandirian pangan di Jakarta dan sekitarnya.

Kawasan bisnis Beloft juga disiapkan sebagai ruang investasi, kegiatan kuliner, dan pusat usaha masyarakat. Rizal berharap sinergi antara pemerintah, aparat, dan pelaku usaha dapat mengubah lahan-lahan kosong Bulog menjadi pusat bisnis yang menguntungkan, sekaligus memperkuat peran perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement