Rabu 03 Sep 2025 15:10 WIB

Senin Sempat Merah, IHSG Bangkit Kembali Menuju Level 8.000

Ktahanan pasar keuangan kita jauh lebih baik dibanding masa lalu

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Papaan utama Bursa Efek Indonesia menunjukkan pergerakan IHSG, Senin (1/9/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Papaan utama Bursa Efek Indonesia menunjukkan pergerakan IHSG, Senin (1/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Kadin Institute Mulya Amri menyebut, pemulihan cepat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pascagelombang demonstrasi mencerminkan kombinasi antara fundamental ekonomi yang kuat, stabilitas politik yang solid, dan manajemen sentimen yang efektif. IHSG kini dalam tren menuju level 8.000.

Mulyani menyampaikan, biasanya pasar langsung terguncang begitu terjadi gejolak sosial, sebagaimana terjadi di banyak negara, termasuk di Indonesia pada 1998. "Namun, kali ini IHSG dan rupiah relatif cepat stabil, menandakan ketahanan pasar keuangan kita jauh lebih baik dibanding masa lalu," kata Mulya di Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Baca Juga

Selain itu, kata Mulya, hal itu menunjukkan kepercayaan pasar bahwa kondisi yang dihadapi saat ini dapat segera tertangani dengan baik. Sehingga kondisi ekonomi dan bisnis kembali ke jalurnya.

Sebagaimana yang ditegaskan Presiden RI Prabowo Subianto, Mulya mengingatkan, fondasi ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Indikatornya, inflasi terkendali, cadangan devisa solid, serta neraca perdagangan surplus. Hal itu memberi ruang lebih bagi pemerintah untuk menjaga pertumbuhan sekaligus meredam guncangan eksternal.

Selain itu, stabilitas dalam negeri juga ditopang faktor politik. Mulya menilai, Presiden Prabowo memimpin dengan mandat yang kuat serta koalisi yang luas dan solid. "Kepercayaan publik maupun investor meningkat karena yakin ada kepemimpinan yang mampu menjaga arah kebijakan secara konsisten dan lurus, termasuk memberantas korupsi dan memangkas inefisiensi," kata Mulya.

Meski begitu, ia juga mengingatkan, dunia usaha dan pemerintah untuk tetap giat bekerja sama agar pertumbuhan ini lebih inklusif, mampu menyerap tenaga kerja, dan mengurangi kesenjangan sosial. Meski ekonomi kokoh, Mulya mencatat, tantangan ke depan adalah menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas.

Pada saat bersamaan, pemerintah wajib mengurangi kesenjangan sosial ekonomi, yang banyak menjadi perhatian masyarakat saat ini. Menurut Mulya, program prioritas Presiden Prabowo banyak diarahkan untuk menjawab tantangan itu. Program dimaksud mulai Makan Bergizi Gratis, pemeriksaan kesehatan, penguatan koperasi, hingga hilirisasi industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement