Selasa 29 Jul 2025 14:30 WIB

Zulhas Beberkan Penyebab Indonesia Tertinggal dari China dan Korea Selatan

Negara-negara raksasa Asia itu telah menciptakan iklim positif.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menjelaskan sejumlah faktor yang membuat Indonesia tertinggal di berbagai bidang termasuk dari negara-negara seperti China dan Korea Selatan. Menko Pangan menyampaikan hal ini saat menjadi pembicara di seminar nasional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Zulhas menggabungkan pengalaman pribadi dengan situasi di berbagai periode. Sehingga, menurutnya, ia memperoleh gambaran utuh. Pada pertengahan 1980-an hingga 1990-an, ia mengaku telah berbisnis dengan pengusaha-pengusaha dari dua negara tersebut.

Baca Juga

Otomatis, ia mempelajari latar belakang masing-masing. Dalam konteks lebih besar, yaitu level ekonomi dan industri negara, menurutnya, saat itu, Indonesia sejajar dengan para raksasa Asia lainnya. Di era Presiden Suharto, telah dibangun PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), PT PAL, Bulog, PT Krakatau Steel, Pabrik Pupuk, dan sebagainya.

Sebuah modal mentereng untuk bersaing. Tapi kini, menurut Menko Pangan, Indonesia ketinggalan jauh. "Jadi selama 28 tahun reformasi, kita maju, orang lain lebih maju," ujar sosok yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Zulhas mulai mencari penyebabnya. Setelah dipelajari, ada beberapa poin pembeda. Pertama, pengusaha-pengusaha besar di China dan Korsel, memiliki orientasi bersaing di level global. Sehingga terjadi lompatan di berbagai bidang.

Indonesia bahkan turut merasakan dampaknya. Ada fase di mana, produk negeri Tirai Bambu tersebar di Tanah Air. Ini efek dari akselerasi para produsen dari China, Korsel, dan lain-lain. Sementara, pengusaha tanah air, menurut Zulhas, lebih banyak berkiprah di dalam negeri.

"Minta keistimewaan, pejabat-pejabat dilobi. Saya kira itu salah satu faktor yang membuat kita ketinggalan dari negara-negara lain," ujar Menko Pangan.

Kedua, secara politik, negara-negara raksasa Asia itu telah menciptakan iklim positif untuk mendukung sebuah target jangka panjang. Hasilnya terlihat sekarang. Zulhas berpendapat Presiden Prabowo Subianto melakukan hal serupa.

Setelah pemilu, Presiden mendatangi semua kalangan. Tak hanya kawan politik, tapi juga ke pihak yang sempat menjadi rival. Semua itu demi terciptanya kolaborasi dalam kehidupan bernegara.

"Bapak Presiden datang ke ketua partai sini, partai sana, ingin mengajak bersatu untuk kemajuan Indonesia," ujar Zulhas.

Politik yang kondusif bisa membangun negara menjadi lebih kuat. Berikutnya, hal yang juga sangat penting yakni pendidikan. Faktor tersebut, sebut Menko Pangan, turut mendorong transformasi di negara-negara maju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement