REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten Properti, PT Repower Asia Indonesia Tbk (Repower) dengan kode saham REAL, mencatat lonjakan penjualan sebesar 1.284,95 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Nilainya meningkat dari Rp 8,37 miliar menjadi Rp 115,89 miliar.
Peningkatan penjualan mendorong pertumbuhan laba bersih secara signifikan dari Rp 177,77 juta menjadi Rp 24,13 miliar atau meningkat 13.475,91 persen (yoy). Dengan kinerja yang baik tersebut, pada tahun ini REAL memutuskan untuk membagikan dividen tunai perdana senilai Rp 1 milliar lebih, atau setara dengan Rp 0,16 per saham kepada para pemegang saham.
Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan secara hybrid pada Senin (30/06/2025). “Dengan pencapaian ini, Perseroan berhasil memperkuat postur keuangan secara signifikan, sehingga memiliki ruang gerak finansial yang dapat menjadi sumber kekuatan internal untuk mendukung optimalisasi pengembangan bisnis serta mendorong pertumbuhan usaha yang berkelanjutan,” kata Direktur Perseroan, Sjafardamsah,
dalam RUPST itu.
Pembagian dividen tunai perdana ini diharapkan menjadi langkah awal yang positif bagi perseroan mendorong peningkatan kinerja dan performa usaha ke depan. Perseroan berkomitmen terus memperkuat kinerja usaha guna mendukung pertumbuhan dividen secara berkelanjutan dari tahun ke tahun.
Lonjakan kinerja perseroan tahun 2024 tidak hanya didorong penjualan landbank, tetapi juga oleh pertumbuhan positif pada segmen penjualan unit hunian. Segmen ini mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 42,79 persen, dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 8,17 miliar, meningkat menjadi Rp 11,66 miliar. Peningkatan ini memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap total pendapatan Perseroan.
RUPST juga menetapkan sisa laba bersih tahun berjalan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 dicatat sebagai laba ditahan atau retained earnings. Sjafardamsah mengatakan ruang gerak finansial tersebut menjadi faktor pendukung strategis bagi Perseroan.
“Dengan demikian, perseroan memiliki kapabilitas yang lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” katanya.