Selasa 24 Jun 2025 11:57 WIB

Bahlil Bocorkan Potensi Indonesia Impor Minyak dan Gas dari Rusia

Rusia juga menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa terdapat potensi kerja sama antara Indonesia dan Rusia dalam pengadaan minyak mentah (crude oil) dan elpiji (Liquefied Petroleum Gas/LPG). Hal ini merupakan bagian dari hasil diskusi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Rusia beberapa waktu lalu.

Rombongan RI dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Rusia. Menteri ESDM Bahlil turut mendampingi dalam lawatan tersebut, termasuk dalam agenda pembahasan sektor energi.

Baca Juga

“Kita membahas tiga hal. Pertama, potensi kerja sama dalam pengelolaan sumur-sumur migas di Indonesia. Rusia memiliki teknologi dan pengalaman yang bisa dimanfaatkan. Kedua, peluang Indonesia mengimpor minyak mentah dari Rusia. Ketiga, penjajakan impor gas, khususnya LPG,” ujar Bahlil di Jakarta, dikutip Selasa (24/6/2025).

Ia menekankan, saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada impor LPG. Kebutuhan nasional mencapai sekitar 8 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru sekitar 1,3 juta ton.

“Artinya, kita masih mengimpor sekitar 7 juta ton LPG per tahun. Rusia bisa menjadi salah satu alternatif pemasok, tentu dengan catatan harganya kompetitif,” lanjutnya.

Menurut Bahlil, idealnya Indonesia terus mendorong inovasi untuk mencapai kemandirian energi. Namun, kerja sama dengan negara lain tetap penting guna mengoptimalkan produksi sumber daya alam dalam negeri.

Dalam konteks kolaborasi tersebut, Rusia juga menyampaikan minat untuk berinvestasi dalam pengelolaan sumur-sumur migas Indonesia. Mereka disebut memiliki kapabilitas dan teknologi yang bisa mendukung pengembangan sektor energi nasional.

“Kami menyambut baik minat Rusia. Saat ini kami sedang membahas teknis kerja samanya. Dalam kunjungan kemarin, saya juga mengajak Kepala SKK Migas serta Direktur Utama Pertamina untuk membuka komunikasi dengan sejumlah BUMN Rusia,” terang Bahlil.

Ia menegaskan, dalam kondisi geopolitik global yang tidak menentu seperti sekarang, memperkuat sektor energi nasional menjadi prioritas utama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement