Rabu 04 Jun 2025 07:04 WIB

Tanpa Insiden Signifikan, Kemenhub Pastikan Kelancaran Operasi Penerbangan Haji

Operasional penerbangan tetap berjalan sesuai rencana.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Calon jamaah haji dari kloter pertama embarkasi Palembang, berjalan menuju pesawat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Calon jamaah haji dari kloter pertama embarkasi Palembang, berjalan menuju pesawat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan fase keberangkatan embarkasi angkutan udara haji tahun 1446 H/2025 M telah berjalan dengan tertib dan lancar. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan memastikan seluruh aspek teknis dan operasional penerbangan telah dipersiapkan dengan matang guna mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji melalui moda transportasi udara.

"Secara umum, angkutan udara haji 1446 H/ 2025 M berlangsung relatif lancar tanpa adanya major accident maupun insiden yang signifikan," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Baca Juga

Lukman menyampaikan sejumlah delay atau keterlambatan memang tercatat selama proses keberangkatan. Namun, dia katakan, namun hal tersebut merupakan bagian dari dinamika operasional yang wajar, terutama disebabkan faktor teknis di lapangan maupun kondisi cuaca di beberapa lokasi. Meski demikian, operasional penerbangan tetap berjalan sesuai rencana dengan pengelolaan dan penanganan yang sigap dari seluruh pihak terkait, sehingga tidak mengganggu keseluruhan jadwal penyelenggaraan haji.

Lukman menyampaikan angkutan udara haji tahun ini dilaksanakan tiga operator penerbangan yaitu Garuda Indonesia yang mengoperasikan 14 armada (enam armada Boeing B777 dan delapan armada Airbus A330), Lion Mentari Airlines dengan enam armada A330, dan Saudi Arabian Airlines yang menurunkan 15 armada (sembilan armada B777 dan 6 armada A330).

"Seluruh armada tersebut telah menjalani ramp check yang dilakukan para inspektur Ditjen Hubud sebelum keberangkatan," sambung Lukman.

Lukman menjelaskan proses ramp inspection akan terus dilakukan secara berkala selama masa penyelenggaraan angkutan haji, sebagai bagian dari pengawasan berkelanjutan. Pemeriksaan meliputi sejumlah aspek penting, mulai dari data umum pesawat, pemeriksaan fisik pesawat, status kelayakan terbang, hingga uji fungsi peralatan penting di dalam pesawat.

"Ramp check adalah salah satu tahapan vital dalam menjamin bahwa pesawat yang digunakan memenuhi seluruh aspek keselamatan dan kelayakan terbang," lanjut Lukman.

Lukman menyebut pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, dan ini menjadi komitmen Kemenhub untuk menjaga keselamatan jemaah selama menunaikan ibadah haji.

Selain pemeriksaan pesawat, Lukman juga menambahkan Ditjen Hubud juga melakukan koordinasi intensif dengan maskapai terkait jadwal dan alokasi ketersediaan waktu penerbangan. Hal ini meliputi penetapan jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah, alokasi jadwal di bandara embarkasi dan debarkasi, serta koordinasi dengan otoritas bandara baik di Indonesia maupun di Arab Saudi, termasuk proses perizinan rute internasional ke General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Dalam hal kesiapan maskapai, Ditjen Hubud memastikan seluruh operator memiliki armada yang cukup, kru yang terlatih, serta sistem dukungan teknis di lapangan. Termasuk pula, kesiapan mekanisme penggantian pesawat apabila terjadi kendala teknis atau situasi darurat lainnya.

“Angkutan haji adalah operasi skala besar yang memerlukan kesiapan menyeluruh, tidak hanya pada armada pesawat, tetapi juga personel dan sistem pendukungnya. Kami pastikan semua aspek ini terkoordinasi dengan baik,” kata Lukman.

Di sisi bandara, Ditjen Hubud melakukan pengecekan dan inspeksi di bandara-bandara embarkasi dan debarkasi, termasuk koordinasi dengan pihak imigrasi untuk layanan Makkah Route, pengawasan fasilitas check-in, terminal khusus, ruang tunggu, serta ruang ibadah. Ditjen Hubud juga mengawasi operasional lalu lintas udara dan pengawalan di sisi udara untuk memastikan kelancaran pergerakan jemaah hingga naik ke pesawat, serta memastikan penanganan bagasi dilakukan sesuai prosedur, terutama dalam mengantisipasi kelebihan bagasi.

Lukman menegaskan seluruh penerbangan haji telah memiliki dokumen perizinan yang lengkap, termasuk flight approval dari Kementerian Perhubungan, diplomatic clearance dari Kementerian Luar Negeri, serta security clearance dari Mabes TNI. Koordinasi lintas sektor juga dilakukan dengan Kementerian Agama, maskapai, operator bandara, imigrasi, bea cukai, dan karantina.

“Kami tidak hanya fokus pada aspek teknis operasional, tetapi juga mengedepankan koordinasi yang menyeluruh dengan seluruh pemangku kepentingan. Ini kunci dari keberhasilan penyelenggaraan angkutan haji yang lancar dan aman,” ucapnya.

Sebagai bagian dari manajemen risiko, Ditjen Hubud juga telah menyiapkan contingency plan jika terjadi kondisi luar biasa seperti keterlambatan, pembatalan karena cuaca buruk atau gangguan teknis. Termasuk prosedur penanganan jemaah yang tertinggal, sakit, atau meninggal dunia.

Ditjen Hubud, ucap Lukman, terus melakukan evaluasi dan mitigasi secara berkala guna memastikan seluruh proses penyelenggaraan penerbangan berjalan sesuai dengan standar keselamatan dan pelayanan tertinggi. Langkah ini merupakan komitmen berkelanjutan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta kenyamanan pengguna jasa transportasi udara di seluruh wilayah Indonesia.

“Pelaksanaan angkutan haji tahun ini merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan lintas kementerian lembaga serta stakeholder. Kami bersyukur hingga saat ini seluruh proses berlangsung lancar. Ke depan, kami akan terus menjaga kualitas dan kesiapan layanan hingga seluruh jemaah kembali ke tanah air dengan selamat,” kata Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement