Selasa 03 Jun 2025 17:14 WIB

Bahlil: Groundbreaking Ekosistem Baterai Listrik Nasional Dimulai Juni 2025

Proyek hilirisasi besar ini jadikan Indonesia pemain utama baterai mobil global.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Foto: BPMI Setpres
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan informasi akan ada peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ekosistem baterai kendaraan listrik dalam bulan ini. Bahlil mengatakan hal itu di acara Human Capital Summit 2025, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa (3/6/2025).

Bahlil menerangkan, nilai investasinya sekitar 6-7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jika dirupiahkan menjadi Rp 97,8 triliun hingga Rp 114 triliun (kurs Rp 16.304,35 per dolar AS). Menurut Menteri ESDM, ini merupakan ekosistem baterai pertama di dunia. Lokasinya di Halmahera Timur.

Baca Juga

"Kita bulan Juni akan bikin groundbreaking, investasi sekitar 6-7 miliar dolar AS, ekosistem baterai mobil pertama di dunia dari hulu ke hilir. Dari tambang, mining, smelter, H-PAL, prokursor, katoda, baterai sel. Dari tambang, mining, smelter, H-PAL, prokursor, katoda, baterai sel, itu belum pernah ada," kata tokoh asal Papua ini.

Menurut Bahlil, beberapa negara Eropa meminta pemerintah Indonesia agar pabrik baterai sel dari ekosistem tersebut bisa dibangun di dekat pabrik kendaraan listriknya. "Ya aku bilang kalau begitu begini caranya, silahkan kalian bangun baterai sel, tetapi prekursor katoda di negara kami, tetap di kami, kami kirim ke kalian. Supaya ada win-win gitu loh. Win-win itu fair, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah."

Bahlil menjelaskan groundbreaking tersebut akan dilakukan pada pekan ketiga Juni 2025. Proyeknya meliputi smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) hingga pabrik baterai sel. Menteri ESDM enggan membahas secara rinci terkait detail proyek itu. 

Ini merupakan bentuk hilirisasi. Hilirisasi salah satu gagasan besar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebelumnya telah dimulai di era Presiden Joko Widodo.

"Bahwa dalam proses hilirisasi masih ada kekurangan, setuju saya. Kita harus melakukan perbaikan," ujar Bahlil.

Menurut Menteri ESDM, di seluruh dunia polanya demikian. Sebuah program tidak mungkin langsung sempurna. "Untuk nikel, kita membangun ekosistem baterai mobil. Ini menuju green energy," kata Bahlil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement