Ahad 01 Jun 2025 21:14 WIB

Ini Penjelasan LPS Soal Pertumbuhan Tabungan yang Melambat

Masyarakat dinilai membelanjakan uangnya selama libur panjang Idul Fitri.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Sadewa.
Foto: Rahayu Subekti
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Sadewa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya perlambatan pertumbuhan simpanan pada hampir seluruh kelompok nominal pada April 2025. Perlambatan ini lebih disebabkan oleh faktor musiman, di mana masyarakat cenderung membelanjakan uangnya selama libur panjang Idul Fitri.

“Namun, ini (perlambatan) bukan berarti ekonomi memburuk. Musimannya memang seperti itu, karena libur panjang,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam konferensi pers di Jakarta, pekan ini.

Baca Juga

Berdasarkan data LPS, simpanan dengan nominal di bawah Rp 500 juta tumbuh 4,09 persen secara year on year (yoy) pada April 2025, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,03 persen yoy.

Begitu pula dengan simpanan pada kelompok nominal lainnya, antara lain pada tiering dari Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar yang tumbuh 4,25 persen yoy (Maret 2025: 5,74 persen yoy), tiering dari Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar yang tumbuh 2,88 persen yoy (Maret 2025: 3,52 persen yoy), serta tiering dari Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar yang tumbuh 2,98 persen yoy (Maret 2025: 4,44 persen yoy).

LPS juga mencatat penurunan simpanan pada seluruh kelompok nominal di bawah Rp 100 juta, dengan rentang penurunan antara 3,50 persen yoy hingga 5,85 persen yoy. Sementara itu, simpanan pada nominal di atas Rp 5 miliar mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni 4,73 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, total nominal simpanan per April 2025 tercatat mencapai Rp9.075,92 triliun, yang tumbuh 4,3 persen secara year to date (ytd), namun melambat sebesar -0,02 persen secara month on month (mom).

Meski ada perlambatan pada April 2025, Purbaya yakin bahwa pertumbuhan simpanan nasabah di perbankan akan kembali membaik setelah faktor liburan musiman berakhir.

“Menurut saya, ke depannya (simpanan nasabah) akan naik lagi, karena setelah masa liburan, masyarakat akan kembali menabung. Uang yang dibelanjakan saat liburan akan kembali mengalir ke perbankan, sehingga perputaran ekonomi akan lebih baik,” kata Purbaya.

Per April 2025, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 4,55 persen yoy. Penghimpunan DPK didorong oleh produk giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 6,02 persen yoy dan 6,05 persen yoy.

Sementara itu, kredit perbankan pada periode yang sama tumbuh sebesar 8,88 persen yoy. Kredit investasi tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni 15,2 persen yoy.

LPS juga telah mengumumkan keputusan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan dalam rupiah di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) sebesar 25 basis poin (bps). Namun, TBP simpanan dalam valuta asing (valas) di bank umum tetap dipertahankan pada level yang sama.

Adapun TBP simpanan rupiah di bank umum ditetapkan sebesar 4,00 persen, sementara untuk BPR sebesar 6,50 persen. Sedangkan untuk TBP simpanan valas di bank umum tetap berada di level 2,25 persen. Kebijakan ini berlaku untuk periode 1 Juni hingga 30 September 2025.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement